Chief de Mission (CdM) Indonesia dalam SEA Games 2017, Aziz Syamsuddin, menuturkan bahwa permasalahan anggaran untuk event akbar Asia Tenggara tersebut bukan merupakan tanggung jawab dirinya. Menurutnya, itu sepenuhnya wewenang Komite Olahraga Indonesia (KOI) dan pemerintah di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
“Masalah anggaran untuk kontingen Indonesia di SEA Games 2017, itu di KOI dan Kemenpora. Mereka rapat, dan dalam beberapa kali rapat, saya juga sudah ikut,” ujar Aziz saat mengunjungi Pelatnas Timnas Futsal Putri di My Futsal, Kebayoran, Jakarta, Rabu, (12/07/17).
Baca Juga |
---|
Lebih lanjut, Ketua Umum Persatuan Cricket Indonesia (PCI) itu mengungkapkan, bahwa KOI telah menetapkan anggaran sebesar Rp41 miliar sebagai dana yang dibutuhkan kontingen Indonesia di SEA Games 2017. Dari nominal itu, pemerintah telah menyetujui dana sebesar Rp30,5 miliar. Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) turut menyumbang Rp5 miliar.
“Masih ada minus sekitar 6-7 miliar. Kita berharap ada solusi dari pemerintah dan KOI beserta jalan keluarnya,” ujar politikus Partai Golkar itu.
Aziz menambahan, alat masseur atau alat yang dipakai tukang pijat menjadi salah satu masalah yang dihadapi kontingen Indonesia. Cabang olahraga (cabor) tertentu bahkan kekurangan alat masseur.
“Hambatan jelang SEA Games, beberapa hal seperti masalah alat masseur setiap cabor. Penambahan alat masseur untuk beberapa cabor,” papar Aziz.
“Tapi, saya tidak bisa mengubah Surat Keterangan (SK) KOI. SK yang dikeluarkan oleh KOI itu 841 kontingen. Itu merupakan kesepakatan antara Kemenpora, Satak Prima, dan KOI,” pungkasnya.