Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat sangat bangga dengan perolehan medali yang telah diraih Indonesia di SEA Games 2017 Malaysia. Pasalnya dari total 191 medali yang diraih, 101 medali di antaranya didapatkan oleh atlet asal Jabar.
Ke-101 medali tersebut terbagi dalam 15 medali emas, 33 perak, dan 53 perunggu. Hasil tersebut membuat Jabar berada di peringkat pertama penyumbang medali terbanyak untuk Indonesia.
Jabar mengalahkan Jawa Timur dengan perolehan 11 medali emas, 22 perak, 42 perunggu dan DKI Jakarta yang hanya meraih 10 medali emas, 43 perak, 41 perunggu. Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin memberikan apresiasi kepada para atlet andalannya ini. Tidak hanya nama Jabar, para atletnya ini sudah mengharumkan nama Indonesia.
"Dilihat dari kuantitas, dari 131 atlet Jabar yang dikirimkan, mereka berhasil meraih 101 medali. Berarti hampir sebagian besar atlet kita (Jabar) berhasil menyumbangkan medali," ungkap Ahmad di Sekretariat KONI Jabar, Jalan Pajajaran Bandung, Senin (04/09/17).
Akan tetapi, Ahmad cukup menyayangkan lantaran Indonesia berada di peringkat kelima klasemen akhir SEA Games 2017, setelah 554 atlet yang dikirimkan hanya mampu memperoleh 38 medali emas, 63 perak dan 90 medali perunggu.
Hasil itu jelas jauh menurun dibandingkan SEA Games Singapura dua tahun sebelumnya. Saat itu, dari 547 atlet yang dikirimkan, Indonesia mengantongi 47 medali emas.
Bisa dikatakan, bahwa prestasi Indonesia ini menjadi yang terburuk di sepanjang sejarah keikutsertaan di SEA Games ini sejak 1977. Sebelumnya, pencapaian terburuk Indonesia di ajang ini pernah terjadi 2009 lalu di Vientiene, Laos.
Saat itu, Merah Putih hanya membawa pulang 43 emas, 44 perak, dan 74 perunggu. Dengan raihan itu, Indonesia juga berada di posisi lima besar.
"Tapi kami tidak akan menyalahkan siapa pun. Sebaliknya ini momen yang penting bagi Jabar. Saya instruksikan Binpres untuk membedah kesiapan atlet sejauh mana program dilaksanakan dan diterima atlet. Artinya, siklus pembinaan harus jelas," katanya.
Wakil Ketua II KONI Jabar, Verdia Yosef mengatakan dari hasil analisis data yang didapatkan bahwa keterpurukan Indonesia di SEA Games 2017 Malaysia terjadi kemungkinan adanya kesalahan dari faktor pembinaan. Sebab dari kacamata penglihatannya bahwa negara lain menurunkan atlet-atlet baru yang memang sulit untuk diukur kekuatannya.
"Lalu ada terkesan memaksakan. Seperti di cabor judo. Beberapa atlet terpaksa ada yang diturunkan dan dinaikkan berat badannya agar bisa turun di nomor tertentu. Ini jelas merusak atlet dan menguras tenaga atlet," ucap Yosef.
Hasil pantauannya ini jelas akan dijadikan acuan bagi Jabar untuk memperbaiki program. Sehingga tidak hanya bisa mengharumkan nama Jabar melainkan atletnya ini bisa kembali mengangkat nama Indonesia.
"Kami tidak menyalahkan siapa-siapa. Yang pasti kita akan coba di Jabar. Kendala ini menjadi tantangan bagi kami untuk mendukung Indonesia," tandasnya.
Sebelumnya suara kritik juga datang dari Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) usai gelaran SEA Games 2017 ini. Lukman Edy selaku Ketua Umum PTMSI bahkan lebih berani untuk meminta Imam Nahrawi membubarkan Satlak Prima.