Untuk pertama kali dalam sejarah Olimpiade, pusat informasi dan konseling pelecehan seksual akan ditempatkan di dekat fasilitas olahraga yang menggelar pertandingan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018. Pusat informasi dan konseling tersebut akan memberikan bimbingan psikologis dan perawatan medis serta nasihat hukum dan pendampingan untuk melaporkan pelecehan seksual.
- Dapat Dukungan Menpora, Selama Asian Games Sekolah dan Kantor Akan Diliburkan?
- Pasca Diresmikan Jokowi, Ini Imbauan Juara Asian Games ke Penonton Istora
- Tak Diakui di Asian Games 2018, Begini Nasib Atlet di 2 Organisasi Hoki Indonesia
- Terjebak Dualisme Kepengurusan, Begini Nasib Cabor Hoki di Asian Games 2018
- Bencana Ini Patut Diwaspadai Pihak Asian Games 2018 di Palembang
Pelecehan seksual kembali menjadi isu yang hangat di dunia olahraga. Hal ini disebabkan terungkapnya kasus dokter Tim Senam Amerika Serikat yang melakukan pelecehan seksual terhadap 140 wanita. Terungkapnya kasus tersebut pada bulan September 2017 lalu mendapat respon dari banyak atlet di seluruh dunia.
Dan kini Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 akan menjadi tonggak sejarah dalam melawan aksi pelecehan seksual di dunia olahraga. Hal ini pun disambut baik Kepala Bidang Kesejahteraan Perempuan Provinsi Gangwon-do.
"Kami mendengar dari Komite Olimpiade Internasional bahwa akan ada total 1,2 juta orang termasuk atlet, wartawan dan personel yang akan menghadiri Olimpiade Pyongchang. Itu angka yang sangat besar. Jadi kami berfikir sangat penting untuk menyediakan tempat yang mengakomodir laporan dan kejadian kekerasan seksual, pelecehan seksual, dan prostitusi. Banyak orang mendukung ide ini."
Langkah pemerintah Korea Selatan tersebut merupakan hal yang sangat bagus. Mengingat kekerasan seksual merupakan masalah serius untuk Olimpiade Musim Dingin 2018, selain ancaman dari Korea Utara dan rendahnya angka penjualan tiket.