Profil Cabang Olahraga Asian Para Games 2018: Boccia
Boccia pertama kali diperkenalkan ke publik saat Paralimpiade New York pada tahun 1984 dan dimainkan khusus bagi para penderita celebral palsy.
Celebral palsy sendiri adalah sekelompok gangguan fungsi gerak otot atau tubuh yang biasanya berakar dari masalah yang terjadi saat kehamilan. Kini, Boccia juga dapat dimainkan oleh mereka yang mengalami gangguan keterbatasan gerak.
Permainan ini menggunakan sejumlah bola yang kira-kira bobotnya 275 gram. Bola-bola tersebut terdiri dari 1 bola berwarna putih yang biasa disebut Jack, 6 bola berwarna merah, dan 6 bola berwarna biru.
Lapangan Boccia berukuran 12,5 x 6 meter dengan dasar lantai kayu atau bahan lain yang bersifat halus dan rata. Untuk atlet dengan kursi roda, disediakan tempat seluas 2,5 meter sedangkan sisa 10 meternya digunakan untuk area bermain.
Boccia dapat dimainkan secara individu, berpasangan, maupun beregu. Jika bermain individu, pemain melempar enam bola; jika berpasangan, masing-masing memiliki 3 bola; dan jika beregu, masing-masing mendapat jatah 2 bola.
Cara bermainnya pun cukup sederhana yaitu harus melempar bola sedekat mungkin dengan Jack untuk mendapat poin. Pemain atau regu yang mendapat bola merah memiliki hak untuk melempar Jack terlebih dahulu ke tengah lapangan lalu diikuti lemparan bola merahnya.
Seiring jalannya pertandingan, besar kemungkinan bola akan berpindah posisi dari Jack atau bahkan keluar area permainan sehingga perhitungan angka pun bisa berubah drastis dalam sekejap. Untuk itu, diperlukan strategi yang benar-benar matang agar tidak kecolongan poin oleh tim lawan.