INDOSPORT.COM - Belakangan ini kabar Ibu Kota Republik Indonesia (RI) akan pindah dan lantas infrastruktur olahraga ternyata baru bisa dinikmati pada 2044 mendatang?
Rumor pindahnya Ibu Kota Indonesia, Jakarta diseriusi oleh Presiden Joko Widodo. Ia sudah mengambil ancang-ancang akan keputusan besar ini.
"Kami serius dalam hal ini (pindah) karena sejak tiga tahun lalu sebetulnya telah dibahas secara internal," kata Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Senin (06/05/19) lalu.
Pria yang kerap disapa Jokowi ini juga menambahkan kalau 1,5 tahun yang lalu telah meminta Bappenas untuk melakukan kajian yang lebih detail dari sisi ekonomi, sosial-politik, hingga lingkungan sekitar.
Saat ini wilayah Kalimantan, tepatnya Palangka Raya menjadi dominan dalam pemindahan Ibu Kota Indonesia. Namun daerah lain juga masuk nominasi.
Jika pemindahan Ibu Kota Indonesia, Jakarta benar-benar terjadi, maka sarana infrastruktur olahraga di wilayah baru nanti baru ada di masa mendatang.
Sebab pemindahan Ibu Kota, menurut Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, memerlukan waktu hingga 10 tahun jika melihat pengalaman Brasil dan Kazakhstan.
Namun ada yang lebih cepat. Dengan melihat lamanya pemindahan Ibu Kota, tentu akan membuat sarana olahraga di wilayah baru juga bakal lama dibangunnya.
Andai pemerintah serius dan telah resmi melakukan pemindahan, maka penetapan Ibu Kota pindah bakal resmi terjadi pada 2029 mendatang (jika mengambil waktu 10 tahun).
Meski begitu selayaknya Ibu Kota pasti membutuhkan infrastruktur olahraga yang memadai agar bisa menjadi tuan rumah dalam ajang internasional di mata dunia.
Soekarno Fokus Asian Games
Rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia telah terjadi sejak Presiden pertama Tanah Air Ir. Soekarno menjabat. Pemikiran tersebut terjadi pada 1957 silam.
Akan tetapi setelah pagelaran Asian Games 1958 di Jepang, muncul forum yang memilih Indonesia sebagai tuan rumah berikutnya, tepatnya pada 1962 mendatang.
Awalnya Indonesia sempat diragukan, lantaran baru 13 tahun merdeka (1945) tetapi bakal menjadi tuan rumah event sebesar Asian Games. Terlebih pada waktu yang sama Soekarno ingin memindahkan Ibu Kota.
Soekarno pun akhirnya lebih memilih fokus untuk mempersiapkan sarana fasilitas untuk Asian Games dengan membentuK Komite Olimpiade Indonesia.
Mulailah pembangunan yang meliputi Stadon Utama Gelora Bung Karno, Stadion Renang (8 ribu penonton), Stadion Tenis (5,2 ribu penonton), Istora Senayan, dan sarana lainnya.
Keinginan Soekarno melakukan hal ini agar martabat Inodnesia di mata dunia diakui pasca merdeka dari masa penjajahan yang kelam.
Tiba akhirnya sarana tersebut terealisasikan selama empat tahun kerja sejak pemilihan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962.
Namun jika dihitung secara kasar kalau sejak merdeka 1945 silam hingga memiliki infrastruktur kelas dunia pada 1962 (saat Asian Games).
Total ada waktu hingga lebih dari 15 tahun (tepatnya 17 tahun) lamanya untuk mendapatkan fasilitas olahraga mumpuni di sekitar Ibu Kota.
Lamanya Pembangunan Jakabaring
Kemudian ada contoh lainnya di mana pembangunan Komplek Olahraga Jakabaring juga berjalan lama. Bahkan ide untuk membangun infrastrukur olahraga sudah sejak akhir 1980-an.
Adalah masa kepemimpinan Gubernur Sumatera Selatan Ramli (Hasan Basri) yang menjadi pencetus pembangunan komplek Jakabaring pada 1988-1998.
"Tapi harus diakui, kalau mau disebut orang yang berjasa ya Pak Rosihan (Arsyad, gubernur Sumsel 1998-2003)," papar pengamat sejarah Palembang Chandra Zaki Maulana seperti dinukil Historia.
Candra juga menambahkan kalau set plan dan cetak birunya dibuat di masa jabatan Rosihan dengan bagus. Lalu pembangunannya baru diseriusi pada 1 Januari 2001.
Saat itu Palembang menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 2004. Sehingga butuh tiga tahun untuk mendapatkan infrastuktur olahraga memadai.
Setelah PON 2004 selesai, Jakabaring kembali dipercaya untuk event SEA Games 2011. Segala kekurangan langsung ditutupi dengan melakukan renovasi.
Puncaknya adalah pagelaran Asian Games 2018, di mana Kota Palembang menjadi tuan rumah dari event tersebut. Segala sarana dioptimalkan menjadi kualitas kelas dunia.
Melihat jangka waktu yang dialami Jakabaring, perlu waktu selama kurang lebih 15 tahun juga, (mulai 2001 hingga 2018) untuk mendapatkan sarana yang apik.
Dengan begitu jika Ibu Kota Indonesia dari Jakarta pindah, entah ke Palangka Raya atau kota lainnya, pada 2029 tentu membutuhkan waktu 15 tahun lagi untuk mendapatkan infrastruktur memadai.
Atau penghitungan kasarnya ialah Ibu Kota Indonesia terbaru baru bisa memiliki sarana olahraga memadai kelas dunia pada 2044 mendatang.
Andai benar-benar jadi pada 2044, setahun berselang Indonesia bisa menggunakan sarana olahraga apik itu ketika menjadi tuan rumah SEA Games 2045 atau Asian Games 2046 mendatang.
Ibu Kota Indonesia yang baru juga bisa menjadi tuan rumah Piala AFF 2044, Piala Asia 2047, atau sekelas Piala Dunia 2046 mendatang.
Kendati demikian perhitungan tersebut baru sebagai kasarnya saja. Untuk lebih jelasnya biarkan para ahli yang bisa memberikan konsep pastinya.
Rully Nere Pusing Ada Timnas Wanita Mendadak Hamil
Terus Ikuti Update Multi-Event dan Berita Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM.