INDOSPORT.COM – Beberapa menteri bersama dengan staf kepresidenan serta beberapa pihak terkait dikabarkan teah melakukan rapat guna membahas meninggalnya ratusan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Pemilu 2019.
Dalam rapat tersebut, hadir beberapa orang-orang penting yang dipimpin oleh Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Purnawirawan Moeldoko, seperti Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Sekretaris Jenderal KPU Arif Rahman Hakim dan perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Farid Moeloek, memaparkan bahwa dari 485 petugas KPPS yang meninggal, 51 persen penyebabnya ialah penyakit jantung kardiovaskuler. Ia menambahkan bahwa mayoritas di antaranya telah berusia 60 hingga 70 tahun.
“Dari jumlah korban tersebut, 39 persen meninggal di rumah sakit dan sisanya meninggal di rumah. Kami akan merangkul Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk melakukan autopsi verbal dengan menanyakan riwayat kesehatan kepada keluarga. Tingkat ketepatannya mencapai 80 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi Siaran Pers.
Selain itu, terdapat juga 10.997 petugas yang jatuh sakit. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum (Sekjen KPU), Arif Rahman Hakim. Ia beralasan bahwa banyaknya angka tersebut disebabkan oleh sistem perekrutan yang tidak sempurna.
“Para petugas KPPU hanya diminta untuk menyertakan keterangan sehat dan belum diasuransikan. Hal-hal krusial yang menyangkut kondisi kesehatan dan batasan usia tidak terlalu diperhatikan. Kami mengusulkan adanya evaluasi dan perbaikan,” ujar Arif di Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta, pada Selasa (14/5/19).
Sementara itu, Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan, memastikan pemerintah tidak akan membentuk tim pencari fakta atas meninggalnya ratusan petugas KPPS. Menurutnya, solusi permasalahan ini akan lebih ditinjau dari segi kesehatan karena beban kerja petugas yang berat.
“Menurut data Kementerian Kesehatan, kematian para petugas itu semuanya bisa dibuktikan, bukan karena diracun. Itu pernyataan yang sesat dan tidak menghormati keluarga korban," tutup Moeldoko.
Dilansir dari hellosehat, penyakit jantung kardiovaskuler sendiri merupakan sebuah penyakit dengan berbagai kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau stroke.
Penyakit jantung kardiovaskuler sendiri dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti perokok aktif maupun pasif, jumlah lemak dan kolesterol tertentu yang tinggi dalam darah, adanya tekanan darah tinggi, diabetes, hingga peradangan pembuluh darah.
Menurut beberapa studi, resiko penyakit jantung kardiovaskuler sendiri dapat dieliminasi sejak dini dengan rutin berolahraga, pengelolaan stres dengan baik, serta perbaikan kualitas asupan makanan.
Ketika seseorang mengalami stres, atau tekanan berat, jantung berdenyut lebih cepat dan rentan berakibat ketidakteraturan irama jantung. Keadaan ini jika berlangsung lama akan mencederai jantung, terlebih jika tidak rutin bergerak dalam keseharian. Kualitas asupan makanan pun menambah manfaat untuk peredaran darah.
Salah satu olahraga yang dinilai mampu mengatasi penyakit jantung kardiovaskuler adalah olahraga aerobik. Hipwee mengatakan bahwa aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus di mana kebutuhan oksigen masih bisa dipenuhi tubuh.
Beberapa contoh dari olahraga aerobik adalah gerak jalan cepat, renang, senam, dan bersepeda. Olahraga aerobik merupakan latihan intensif yang menggerakan kedua tangan dan kedua kaki.
Ikuti Update Berita Sport dan Multi-Event Lainnya di INDOSPORT.COM