INDOSPORT.COM - Atlet dan pebisnis, jadi dua hal yang sangat berjauhan. Tapi jika ada manajemen yang baik, kedua hal tadi justru bisa mendatangkan untung besar.
Contoh nyatanya bisa dilihat dari legenda bulutangkis Indonesia, Alan Budikusuma dan Susi Susanti. Mereka yang akhirnya menjadi pasangan suami istri, kini terkenal dengan bisnis peralatan olahraganya.
Ya, Alan dan Susi tak mau terlena dengan segala kejayaan masa lalunya di karier profesional bulutangkis. Keduanya lantas membuka bisnis peralatan olahraga, khusunya perlengkapan bulutangkis, yang bernama Astec.
Walau sempat jatuh bangun, Astec kini perkembangannya cukup menjanjikan. Bahkan binsis Alan dan Susi perlahan juga mampu menembus pasar internasional.
Cerita Alan dan Susi hanya segilintir kisah atlet yang pintar berbisnis. Masih banyak di luar sana atlet top Indonesia yang mampu mengalami cerita serupa. Siapa saja?
Simon Santoso
Nama Simon Santoso dahulu tenar sebagai atlet bulutangkis top Indonesia. Turun di nomor tunggal putra, Simon mampu menyabet tiga gelar BWF Superseries, yakni Singapore Open 2014, Indonesia Open 2012, dan Denmark Open 2009.
Soal ranking BWF, Simon pernah menempati peringkat tiga dunia. Ia mendapatkan posisi itu sekitar 2009 silam.
Simon ternyata tak hanya handal dalam urusan tepok bulu saja. Pria kelahiran Tegal ini piawai pula dalam urusan berbisnis.
Buktinya kini Simon telah memiliki toko material di daerah Cipayung, Jakarta Timur. Simon sudah merintis bisnisnya tersebut sejak 2007 silam, atau ketika dirinya masih aktif di Pelatnas PBSI.
“Pertama, saya memang hobi di dagang ya, dan bisnis. Kedua, saya juga agak bosan di bulutangkis,” ungkap Simon.
“Kebanyakan besi ya, konstruksi, dan jualnya biasanya ke proyek rumah yang lagi dibangun, toko-toko material,” papar Simon.
Hanifan Yudani
Sosok Hanifan Yudani namanya melejit di Asian Games 2018 lalu. Tampil di cabang olahraga pencak silat, Hanifan sukses meraih medali emas bagi Indonesia.
Hanifan sendiri ternyata tak hanya handal melakukan aksi pencak silat. Suami dari Pipiet Kamelia ini juga nampak piawai dalam ranah bisnis.
Buktinya saja, kini Hanifan telah mengembangkan bisnis jersey pencak silat. Ia mengelola bisnis tersebut berdua bersama istrinya.
"Kecil-kecilan bisnis jersey, namanya hanifangear. Saya sama istri yang ngurus," ucap Hanifan.
Hanifan sendiri memang melihat peluang bisnis menjanjikan di bidang jersey pencak silat. Setiap tim pencak silat membutuhkan kaos tim, dan Hanifan mencoba memenuhinya.
"Karena kan di tim pencak silat membutuhkan kaos tim, kebetulan ya saya di pencak silat. Rejekinya saja semoga ada yang mau bikin jersey," ujar Hanifan.
Wahyu Wijastanto
Nama Wahyu Wijiastanto merupakan eks palang pintu tangguh yang pernah dimiliki Timnas Indonesia. Ia menjadi langganan Skuat Garuda dari tahun 2011 hingga 2014, dan bahkan sempat beberapa kali dipercaya menjadi kapten.
Namun kala PSSI dibekukan dan mendapat sanksi FIFA, jalan hidup Wahyu berubah. Tak ada kompetisi dan aktivitas sepak bola Indonesia mati, Wahyu mencari kesibukan dengan mulai membuka bisnis.
Ia mencoba terjun ke sektor bisnis ternak ikan dan burung. Hasilnya pun lumayan, kini omset bisnis Wahyu bisa mencapai angka Rp22 juta per bulan.
"Ternak ikan lumayan, ada 11 kolam satu bulan bisa dapat sekitar Rp22 juta," ujar Wahyu.
"Kalau ternak burung sekarang sudah menurun. Sekarang Murai Batu alhamdulillah jalan terus. Saya jual anakkan satunya bisa nyentuh 1,5 juta sampai dua juta," lanjutnya.
Wahyu juga sudah mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain lantaran memiliki dua orang karyawan. Melihat bisnisnya sangat maju, Wahyu pun dengan berani meninggalkan profesi pesepak bola yang selama ini membesarkan namanya.