INDOSPORT.COM - Ketua National Olympic Commitee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari secara tegas mengkritik sejumlah cabor yang mengalami dualisme bahkan lebih di kepengurusannya, sehingga gagal berpartisipasi di SEA Games 2019.
Ia menilai cabor-cabor tersebut merugikan negara, karena pembinaannya menggunakan uang dan fasilitas negara.
Beberapa cabor seperti tenis meja hingga hoki gagal berangkat dan bertanding di SEA Games, sehingga memengaruhi perolehan medali, padahal cabor tersebut memiliki potensi dan diandalkan.
"Mungkin ini awal kebangkitan olahraga kita dan khusus cabor yang bermasalah, mereka itu masuk cabor unggulan dan kita rugi gara-gara mereka. Kalau mereka gak ribut, kita bisa juara dua," kata Okto.
"Makanya cabor yang bermasalah itu harus sesegera mungkin selesaikan masalahnya karena negara dirugikan mereka. Kita bisa peringkat dua sepeti yang dibilang Pak Joko Widodo, ada yang gak kekirim seperti tenis meja, lalu hoki indoor yang di-banned gak bisa tanding karena arogansi oknum pengurus".
"Dari 56 cabor yang dilombakan kita hanya punya 52, jadi ada empat cabor yang kita kehilangan momentum. Kalau diperhatikan, tiga hari terakhir SEA Games 2019 kita di ranking dua, tapi begitu cabang lain mulai dipertandingkan kita sudah selesai," sesal Okto.
NOC pun meminta agar cabor-cabor terkait sesegera mungkin menyelesaikan permasalahannya. Pasalnya, beberapa tahun ke depan Indonesia sudah ditunggu beberapa event internasional seperti Olimpiade 2020, SEA Games 2021, Asian Games 2022 dan lainnya.
Di lain pihak, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menegaskan agar ke depan tak ada lagi konflik di kepengurusan cabor. Evaluasi harus sesegera mungkin dilakukan guna menghindari kerugian negara.
"Saya sudah minta ke KONI dan NOC buat selesaikan beberapa cabang olahraga yang masih ada dualisme atau tigalisme, karena itu tak menguntungkan kita dan di Manila sudah bahas dan segera benahi," pungkasnya.