Bijak Pikirkan Pendidikan Atlet, KONI DIY Gandeng STIE Nusa Megarkencana

Jumat, 7 Agustus 2020 03:43 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Ketua Umum KONI DIY, Djoko Pekik Irianto, memaparkan pihaknya ingin menunjang pendidikan para atlet. Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Ketua Umum KONI DIY, Djoko Pekik Irianto, memaparkan pihaknya ingin menunjang pendidikan para atlet.

INDOSPORT.COM - Prestasi seorang atlet alangkah baiknya diimbangi dengan kualitas pendidikan yang dimiliki. Untuk itu, langkah bijak dilakukan KONI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai penunjang pendidikan para atlet.

KONI DIY resmi menggandeng STIE Nusa Megarkencana guna mendukung tingkat pendidikan para atlet Puslatda DIY. Kedua belah pihak sepakat mendandatangani perjanjian kerjasama atlet berprestasi, Kamis (06/08/20).

Sekretaris Umum KONI DIY, Agung Nugroho dalam paparannya merekomendasikan atlet Puslatda PON DIY untuk menempuh program pendidikan jenjang Sarjana Strata Satu (S-1). Bentuknya adalah beasiswa sebesar 50 persen selama delapan semester. 

"Tentu ini gayung bersambut, karena kami melalui bidang kerja sama juga aktif mencari mitra yang bisa bersinergi dengan berbagai stakeholder. Terkait dengan SDM yang kita miliki, kemudian nasib para atlet ke depan terutama yang terkait dengan pendidikannya. Tidak hanya untuk level perguruan tinggi, tapi juga SMP-SMA," kata Ketua Umum KONI DIY Djoko Pekik Irianto.

STIE Nusa Megarkencana dengan batas kewenangan yang ada dan sumber daya yang tersedia, juga memberikan kesempatan kepada atlet Puslatda PON DIY yang memperoleh medali kejuaraan perorangan pada PON untuk menempuh pendidikan program S-1 dengan beasiswa penuh sebesar 100 persen selama delapan semester.

Adapun perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu empat tahun dan dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak. 

Djoko menambahkan, pentingnya pendidikan tak lepas dari terbatasnya usia prestasi olahraga yang dapat diraih oleh atlet. Sehingga kalau atlet tidak dibekali dengan akademik yang cukup, dikhawatirkan ke depan tidak memiliki masa depan yang seperti dibayangkan.

"Misalnya secara teori atlet bola voli bisa memiliki prestasi gemilang hingga usia 27 tahun. Setelahnya diyakini kemampuan atlet menurun. Maka dari itu pembekalan pendidikan dan keterampilan dinilai sangatlah dibutuhkan," tegas dia.