INDOSPORT.COM - Tim tinju Jawa Barat (Jabar), menargetkan enam medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021 di Papua. Jumlah tersebut, sama seperti yang diraih pada PON 2016 lalu.
Pelatih tim tinju Jabar, Alberto Alfons, merasa optimis bisa merealisasikan untuk mempertahankan juara umum pada cabang olahraga (cabor) tinju. Karena, saat pra PON petinju Jabar mampu bersaing dan saat ini Jabar menjadi Provinsi yang banyak meloloskan atletnya untuk PON 2021 di Papua.
"Ada 13 atlet yang lolos perempuannya ada enam atlet dan prianya tujuh atlet. Target tinju enam emas, mempertahankan juara umum kemarin di Jabar," kata Alberto Alfons di Gedung KONI Jabar, Kota Bandung, Kamis (05/11/20).
Melihat persaingan cabor tinju pada PON XX/2021 di Papua, Alberto Alfons, menilai secara kualitas petinju yang ada saat ini cukup merata. Meski begitu, ia tetap mewaspadai lawan terutama tuan rumah dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Hampir merata kalau di tinju, kalau ketat paling di tuan rumah dan NTT. Kita paling banyak yang loloskan atlet daerah lain di bawah kita semua, NTT kalau gak salah 10 atau 11 atlet," ucapnya.
"Tapi kekuatan anak-anak kita masih unggul, karena kemarin hampir masuk final semua," jelas Alberto Alfons.
Mengenai persiapan, Alberto Alfons, mengatakan tim tinju Jabar sudah mempersiapkan diri sejak Januari. Meski begitu, di tengah pandemi Corona atau Covid-19 ada kendala yang dialami, salah satunya sulit mencari sparring partner.
"Persiapan sudah dari Januari latihan fokus di Bandung, sebelumnya sempat di Bogor sekarang central di Bandung. Kendala untuk sparring partener, karena kondisi Covid, jadi gak bisa keluar daerah untuk cari teman sparring, menyiasatinya dengan tarung dengan teman walaupun beda kelas," ungkapnya.
Salah satu petinju putri Jabar, Ajeng Syifa Silvia G, juga merasakan kendala sulitnya mencari sparring partner. Meski begitu, dari segi fasilitas latihan ia menilai sudah cukup bagus.
"Persiapan selama di sini sangat bagus dari mulai fasilitas. Kendala sama cuma masalah parnter sparring. Kalau harus ninggali keluarga itu risiko sebagai atlet, tapi suka dapat waktu untuk pulang juga," ucap petinju asal Kuningan ini.