INDOSPORT.COM - Di balik pesta dan kemeriahannya, ajang Olimpiade rupanya pernah menyisakan kisah kelam ketika sejumlah atlet Israel harus mati mengenaskan di Munich, Jerman, tahun 1972.
Olimpiade Tokyo 2020 yang sempat ditunda setahun akibat pandemi virus corona akhirnya mulai digelar hari ini, 23 Juli, hingga 8 Agustus 2021.
Ribuan atlet dari ratusan negara akan saling berebut medali lambang supremasi olahraga dunia. Meski kerap disambut dengan suka cita, namun bukan berarti Olimpiade tak punya kisah kelam.
Di masa silam, pesta olahraga dunia empat tahunan itu pernah punya kisah tragis. Hal itu terjadi di Olimpiade Munich 1972.
Pada olahraga yang diselenggarakan di Munchen, Jerman, itu terjadi sebuah peristiwa berdarah yang hingga kini dikenal dengan sebutan Pembantaian Munich 1972. Apa yang terjadi pada tahun tersebut?
Kebijakan kontroversial diambil oleh pemerintah Jerman Barat pada penyelenggaraan Olimpiade 1972. Komite Penyelenggara Olimpiade saat itu tidak melakukan pengamanan ketat selama masa penyelenggaraan.
Padahal, pada penyelenggaraan pesta olahraga tingkat dunia lainnya, keselamatan para atlet dan kontingen selama berada di suatu negara sangat diperhatikan.
Usut punya usut, rupanya hal itu diambil sebagai wujud pelunturan terhadap stigma Jerman yang notabene pernah dipimpin oleh partai Nazi yang begitu militer sentris dan otoriter.
Namun, keputusan itu berubah fatal. Memasuki Minggu kedua penyelenggaraan, sebuah peristiwa terorisme terburuk dalam olahraga dunia terjadi.
Sebanyak 11 anggota kontingen Israel, termasuk para atlet, menjadi korban pembunuhan oleh esktrimis Palestina. Jumlah itu ditambah dengan satu polisi Jerman yang juga ikut tewas.
September Hitam
Insiden berdarah itu bermula ketika delapan orang berpakaian olahraga menyelinap masuk ke dalam kompleks penginapan atlet asal Israel.
Dalam kisah yang dituangkan Simon Reeve di bukunya One Day in September: The Full Story of the 1972 Munich Olympics Massacre and the Israeli Revenge Operation "Wrath of God" (2006), diketahui bahwa delegasi Israel yang baru menyaksikan film dan jamuan makan malam kembali ke kompleks pada larut malam.
Pada dini hari menjelang fajar, sebanyak delapan orang berpakaian olahraga menyusup masuk ke dalam kompleks penginapan atlet Israel. Mereka membawa ransel yang berisi senjata mematikan seperti pistol, senapan serbu, dan bom alias granat.
Para eskrimis yang belakangan diketahui tergabung dalam organisasi Black September Organization (BSO) itu menyandera para atlet. Seorang pegulat dan pelatih asal Israel menjadi yang pertama ditembak mati karena berusaha melakukan perlawanan.
Kematian dua orang tersebut menyisakan sembilan orang lainnya dalam penyanderaan. Korban pun disekap di kamar apartemen.
Kesembilan orang tersebut adalah Yossef Gutfreund, Kehat Shorr (pelatih penembak jitu), Amitzur Shapira (pelatih lintasan dan lapangan), Andre Spitzer (atlet anggar), Yakov Springer (atlet staf angkat besi), pegulat Eliezer Halfin dan Mark Slavin, dan Ze'ev Friedman (atlet angkat besi).