Olimpiade Berdarah Munich 1972: Pembantaian Atlet Israel oleh Organisasi September Hitam
Para penyandera dari BSO memiliki tujuan khusus dalam melakukan aksinya. Rupanya, ada latar belakang politik yang kental dalam aksi tersebut.
Para penyandera menuntut pembebasan 234 warga Palestina dan warga non-Arab di Israel dan dua orang Jerman Barat yang mendirikan grup militan. Apabila tidak dikabulkan, maka para sandera akan dieksekusi mati.
Otoritas keamanan Jerman yang sebelumnya dikritik karena lalai dalam pengamanan pun merespons hal tersebut. Namun, para petinggi menolak tuntutan dari penyandera.
Tirto edisi 17 Agustus 2018 memuat jika pemerintah Jerman menawarkan uang dalam jumlah tak terbatas kepada pelaku penyanderaan. Namun, tawaran itu ditolak.
Aroma dendam yang kuat dari para ekstrimis membuat negosiasi berjalan buruk. Hal itu diperparah dengan operasi pasukan khusus Jerman Barat yang gagal total.
Jerman Barat tercoreng setelah kamera televisi mempertontonkan betapa canggungnya pasukan khusus yang mereka miliki. Segala upaya yang dikerahkan oleh Jerman Barat tetap gagal.
Peristiwa penyanderaan berlangsung sehari semalam dan satu per satu sandera berguguran. Bahkan ada di antaranya yang salah tembak.
Namun, kalah jumlah pasukan, BSO yang tahu bakal gagal langsung bergerak nekat. Ada dari mereka yang menembaki sandera di helikopter dan lemparan granat yang menyebabkan ledakan hebat.
Akhirnya, tak ada satu pun dari tim atlet yang disandera lolos dengan selamat. Sementara itu, lima anggota BSO tewas, tiga ditangkap oleh polisi.
Pembantaian di Olimpiade Munich tahun 1972 tercatat sebagai peristiwa paling kelam dalam sejarah penyelenggaraan olahraga dunia. Belajar dari hal itu, negara-negara penyelenggara sesudahnya pun tak lagi mau kecolongan dan melakukan pengamanan ekstra ketat kepada tamu-tamu atlet dari mancanegara.