Termasuk Shaquille O'Neal, 5 Atlet Ini Kelewat Hebat Sampai Mengubah Aturan Olahraganya Sendiri!
Eldrick Tont Woods atau yang lebih dikenal sebagai Tiger Woods adalah pegolf terbaik sekaligus termahsyur di dunia. Seseorang belum tentu pernah bermain golf namun hampir bisa dipastikan nama atlet asal Amerika Serikat itu mereka ketahui.
Pada awal kemunculannya pada 1996, Woods adalah seorang sensasi luar biasa karena punya pukulan jarak jauh yang membuatnya bisa cepat melewati hole demi hole.
Itu dikarenakan Woods melatih fisiknya agar bisa mengayunkan stik seoptimal mungkin. Kala itu atlet golf belum terlalu mempedulikan gaya hidup sehat layaknya olahragawan dewasa ini.
Demi menjaga agar turnamen tetap seru, akhirnya pembuat penyesuaian aturan untuk mencegah dominasi Woods seperti memperpanjang course, menambah lebih banyak pohon, atau menebalkan rumput.
Walau begitu Woods tetap jadi yang nomor satu. Barulah ketika para atlet golf mulai rajin mengikuti gaya hidup sehat, kesenjangan mulai menyempit.
4. Charles Barkley
Semasa aktif bermain di NBA, Charles Barkley dikenal sebagai pemain dengan bokong yang besar yang membantunya melakukan teknik post up dengan baik.
Seringkali Barkley yang membesarkan namanya bersama Philadelphia 76ers itu melakukan gerakan tersebut selama ia menguasai bola sehingga NBA kemudian bertindak dengan mengeluarkan aturan lima detik alias five seconds rule.
Setelah aturan itu ada, maka pemain hanya boleh melakukan tekhnik post up di area free throw selama lima detik saja.
5. Wilt Chamberlain
Jika ada center NBA yang bisa dibandingkan dengan Shaquile O'Neal maka ia adalah Wilt Chamberlain. Sampai sekarang belum pernah ada pemain selain The Goliath yang mampu mengemas 100 poin dalam satu pertandingan NBA.
Layaknya Shaq, Wilt juga menjadi alasan kenapa NBA membuat sejumlah penyesuaian dalam buku daftar aturan permainan mereka.
Salah satu yang paling terkenal adalah tidak lagi diperbolehkannya seorang penembak free throw untuk melewati garis usai melempar bola.
Pasalnya Wilt seringkali sengaja mengarahkan bola ke papan untuk kemudian di-rebound sendiri yang dilanjutkan dengan dunk bernilai dua poin.