Dualisme dan Sarana Buruk 'Dalang' Indonesia Terpuruk
Satlak Prima bersama KOI mengadakan evaluasi kontingen Indonesia di SEA Games Singapura 2015. Dalam evaluasi kali ini empat cabang olahraga seperti, menembak, Layar, Senam, dan Sepakbola dievaluasi lantaran tidak berhasil menyumbang satu medali-pun di SEA Games Singapura 2015.
"Sejumlah permasalahan mulai dari dualisme kelembagaan, sarana-prasarana latihan yang belum memadai dan panjangnya rantai birokrasi terkait pengadaan peralatan menjadi kendala dalam meningkatkan performa atlet Indonesia," kata Suwarno seusai evaluasi.
Buruknya perolehan medali yang di raih Indonesia dalam SEA Games kali ini, ketua umum KOI, Rita Subowo menambahkan bahwa penguasaan cabang olimpiade itu menjadi mutlak bagi Indonesia jika ingin menjadi negara yang dominan dalam SEA Games. Sejak 1997, Indonesia hanya mampu tampil dominan jika menjadi tuan rumah SEA Games, di luar itu, Thailand menjadi negara yang paling konsisten dalam mendulang prestasi di SEA Games.
"Ini cabor-cabor yang mengalami dualisme mengganggu juga, besok kalau ada yang seperti ini lagi kita banned cabornya agar tidak berangkat. Selain itu, dengan fokus pada cabang olimpiade dan memang harus bisa dikuasai, dimanapun SEA Gamesnya diselenggarakan, perolehan medali kita tidak akan terganggu. Jika ditambah dengan kekuatan kita di bela diri, kita bisa amankan sekitar 60-an medali emas," ungkap Rita seusai evaluasi.
Perolehan medali Indonesia di cabang olahraga olimpiade pada SEA Games, lanjut Rita masih dibawah Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Karena itulah, saat perhelatan Asian Games yang merupakan multievent yang lebih tinggi dari SEA Games, peringkat Indonesia tidak akan lebih baik dari Vietnam dan Malaysia.