3 Atlet Indonesia yang Tersandung Kasus Doping
Dalam olahraga, doping adalah upaya peningkatan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis. Pelarangan penggunaan doping karena ada ancaman kesehatan atas penggunaan obat peningkat performa, selain itu adalah untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua atlet dan efek olahraga 'bersih' (bebas doping) yang patut dicontoh dalam kehidupan umum.
Sejumlah olahragawan terkenal didunia yang menggunakan doping harus rela melepas gelarnya. Meski di Indonesia belum banyak yang terbukti menggunakan doping, sejumlah atlet harus terpaksa gagal meraih medali akibat terbukti menggunakan doping pada pertandingan. Selain pembatalan juara, pengguna doping bisa terancam tidak dapat mengikuti pertandingan selanjutnya.
Karena berdampak buruk, pengetahuan tentang bahaya doping harus disosialisasikan terutama bagi para atlet Indonesia agar kedepannya jangan sampai hanya karena tidak mengetahui zat apa yang terkandung daam minuman maupun obat yang dikonsumsinya, mereka harus kehilangan kesempatan untuk meraih gelar terbaik bahkan pembatalan kemenangan.
INDOSPORT mencoba merangkum sejumlah atlet Indonesia yang terbukti mengkonsumsi doping dan dampaknya bagi mereka. Ingin tahu siapa saja mereka? Berikut ulasannya:
1. Indra Gunawan
Indra Gunawan adalah atlet renang Indonesia spesialis gaya dada. Dia adalah atlet renang yang berhasil menjadi juara pertama pada ajang Asian Indoor and Martial Arts Games (AIMAG) 2013 di Incheon, Korea Selatan pada nomor 50 meter gaya dada.
Indra yang saat itu meraih satu-satunya medali emas untuk kontingen Indonesia dinyatakan positif mengonsumsi doping berjenis zat Methylhexaneamine bersama atlet renang lainnya, Guntur Pratama. Mereka mengonsumsi minuman Jack 3D sebelum turun dalam pertandingan.
Akibat dari perbuatannya ini, Indra bersama rekannya terkena hukuman larangan selama dua tahun oleh FINA yang berlaku sejak 1 Juli 2013. Secara internal mereka dijatuhi hukuman larangan berlomba selama tiga bulan oleh Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).
Namun karena miskomunikasi yang terjadi antara LADI dengan FINA, sanksi itu menjadi berlipat dan sebagai akibatnya semua gelar yang diperoleh Indra dan rekannya dianggap hangus termasuk medali SEA Games 2013 Myamnar yang diikutinya.
Baik Indra maupun Guntur mengaku tidak mengetahui jika minuman yang mereka konsumsi mengandung zat yang termasuk dalam kategori doping. Setelah menjalani sanksi dari FINA, kini Indra kembali berlaga untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
2. Guntur Pratama
Guntur Pratama adalah atlet renang nasional. Guntur biasa diturunkan di nomor estafet gaya bebas putra.
Seperti halnya Indra Gunawan, Guntur Pratama juga terkena sanksi atas tindakan penggunaan doping yang mengandung zat methylhexaneamine pada minuman suplemen Jack 3D.
Guntur saat itu mengaku memang sering mengkonsumsi suplemen tersebut karena didapatkannya dari sebuah pusat kebugaran di kawasan Jakarta Selatan.
Guntur saat itu tidak mengetahui bahwa zat yang terdapat didalam suplemen yang biasa dikonsumsinya itu mengandung zat yang dilarang. Zat methylhexaneamine itu sendiri memang baru mulai dilarang dan ditetapkan sebagai zat doping pada tahun 2011.
Kurangnya sosialisasi dan pengetahuan para atlet justru berakibat fatal. Terbukti menggunkan dopiing sebelum pertandingan, Gurtur bersama rekannya Indra Gunawan dijatuhi sanksi 3 bulan tidak boleh mengikuti pertandingan oleh LADY. Sementara berdasarkan sanksi internasional, mereka dijatuhi hukuman selama dua tahun.
Akibatnya, seluruh prestasi yang diperoleh sejak terbuktinya penggunaan zat doping tersebut dihapus. Setelah dua tahun menjalani sanksi, kini Guntur bisa kembali berjuang bersama para atlet nasional untuk mengharumkan bangsa.
3. Arif Rahman
Arif Rahman adalah seorang atlet kempo nasional.Dia meraih medali emas di ajang Sea Games 2011 di nomor Kyu Kensi, sayangnya pada saat itu dia terkena kasus doping.
Hasil tes urine membuktikan bahwa Arif Rahman Nasir positif mengunakan doping jenis anabolic steroid metandionone yang dapat mengencangkan otot saat bertanding. Akibatnya dia harus terkena skors dan larangan bertanding selama dua tahun dan medali yang diraih harus dikembalikan kepada Federasi SEA Games.
Peraih medali emas bagi Indonesia yang terbukti menggunakan doping ketika tampil ini berujung pada pengurangan jumlah emas yang diraih Indonesia. Selain merugikan diri sendiri, dampak penggunaan doping juga akan mencoreng nama baik bangsa.