DKI Jakarta Merasa Dirugikan Tuan Rumah PON 2016
Pihak DKI Jakarta merasa dirugikan oleh tuan rumah PON Jabar 2016. Permasalahan ini bukan hanya dialami satu cabang olahraga saja, melainkan hampir seluruh cabang olahraga yang diikuti.
Kerugian tersebut di antaranya dirasakan cabang olahraga voli indoor, sepatu roda, wushu, baseball, karate, hoki indoor maupun outdoor, pencak silat, squash, kempo, taekwondo, renang indah hingga kuda pacu.
Mereka mengklaim telah dirugikan tuan rumah sebagai penyelenggara dengan berbagai permasalahan yang dialaminya.
Unek-unek itu dilontarkan di depan Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Raja Sapta Ervian dalam rapat terbuka yang digelar di Hotel Patra Jasa, Ir H Juanda Bandung, Kamis (22/09/16) malam.
Namun begitu, Eyi sapaan akrabnya belum bisa memberikan sikap terkait keluhan yang dialami dari masing-masing cabang olahraga andalannya.
Akan tetapi, Eyi tak memungkiri keluhan yang diterima cukup membuatnya kesal lantaran sejumlah cabang olahraga andalannya ini tidak diperlakukan secara adil.
Terutama, saat salah satu atletnya, Adelia Amanda Nirwala yang berlaga di nomor solo technical routine putri di cabang olahraga renang indah tidak bisa terlibat di pertandingan.
Alasannya karena atlet tersebut sudah berusia 28 tahun dan tidak sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan dalam Technical Hand Book (THB) agar para atlet yang terlibat maksimal berusia 26 tahun.
Rapat terbuka KONI DKI Jakarta terkait kecurangan tuan rumah PON Jawa Barat 2016
“Kami masih mengkaji segala kemungkinan di jalan, termasuk tindakan apa yang akan kami lakukan. Yang jelas ini olahraga, menang kalah biasa yang penting sportif,” tegas Raja Sapta Ervian seusai rapat.
Alhasil, DKI dengan terpaksa melakukan Walk Out (WO) untuk tidak mengikuti nomor tersebut.
“Yang jadi korban kan atletnya. Karena persiapan ini bukan hanya 1 atau 2 hari saja, tapi bertahun-tahun,” lanjutnya.
“Atlet ini kan dipersiapkan juga untuk level internasional bahkan dunia. Kalau misalkan dikecewakan akan terganggu secara mental,” sesalnya.
Status Adelia sendiri, kata Eyi, sebetulnya sudah disahkan lantaran terlibat dalam Pra-PON. Bahkan beberapa surat dari PB PON hingga KONI Pusat untuk bisa mengikutsertakan Adelia juga didapatkan.
“Dalam aturan internasional tidak ada pembatasan usia, ini kok diatur-atur. Komisi Keabsahan juga tidak mempermasalahkannya,” geramnya.
Untuk itu, pihaknya akan melayangkan protes keras ke PB PON maupun KONI pusat, bahkan akan melaporkan permasalahan ini ke pemerintah pusat.
“Jadi jangan sampai adik kita diperlakukan semena-mena. Ini harus diproses sesuai dengan aturan,” tegasnya.