x

On This Day: Lahirnya Anak Penjual Sepeda yang Jadi Jawara MotoGP dan F1

Sabtu, 11 Februari 2017 20:22 WIB
Editor: Hendra Mujiraharja

Bertepat di Tatsfield, Surrey, Inggris, 83 tahun yang lalu, lahir seorang pria bernama John Surtees. Bisa dibilang Surtees lebih hebat dari pembalap MotoGP, Valentino Rossi atau pembalap Ferrari, Michael Schumacher.

Pasalnya, Surtees menjadi pembalap satu-satunya dalam sejarah, yang mampu menyabet gelar juara dunia di dua ajang berbeda. Dia mampu menjadi juara dunia di F1 sekaligus MotoGP.

Surtees meraih juara dunia MotoGP pada tahun 1956 dan 1958-60. Empat tahun setelah pindah ke F1, Surtees mampu menyabet gelar juara dunia di ajang balap mobil dunia ini.

Memperingati hari jadinya, INDOSPORT akan mengulas perjalanan karier John Surtees di ajang MotoGP dan F1. 


1. Dominasi di MotoGP

John Surtees ketika sedang mengendarai motor MotoGP.

John Surtees malakukan debut profesionalnya bersama ayahnya, Vincent. Namun, ketika para ofisial balapan menemukan Surtees belum cukup umur mereka pun kemudian didiskualifikasi.

Surtees memasuki balapan pertamanya pada usia 15 tahun pada kompetisi Grasstrack. Pada tahun 1950, ketika masih berumur 16 tahun, ia bekerja pada pabrik ayahnya.

Namun, ia menjadi berita utama pertama kalinya pada tahun 1951, ketika ia memberikan tantangan yang besar pada Geoff Duke, seorang pembalap dari pabrikan Norton pada ACU race di Thruxton Circuit.

Pada tahun 1955, kepala kru balap Norton, Joe Craig memberikan Surtees kepercayaan untuk mengendarai motor pabrikan pertamanya di bawah bendera Norton. Ia mengakhiri tahun pertamanya dengan mengalahkan Duke di Silverstone dan kemudian di Brands Hatch.

Namun dengan adanya masalah keuangan yang dialami Norton dan ketidakpastian perencanaan divisi balap mereka, Surtees menerima tawaran untuk membalap bersama tim pabrikan MV Agusta.

Pada tahun 1956, Surtees meraih gelar juara dunia MotoGP 500cc untuk pertama kalinya. Dalam hal ini, ia dibantu oleh keputusan FIM yang melarang juara bertahan Duke balapan selama 6 bulan karena dukungannya terhadap pemogokan pembalap.

Dan pada musim balap tahun 1957, MV Agusta bukanlah lawan dari Gilera. Mengendarai MV Agusta 500 Quattro, Surtees berjuang untuk finish pada tempat ketiga.

Ketika Gilera dan Moto Guzzi menarik diri dari balapan MotoGP pada akhir tahun 1957, Surtees dan MV Agusta melanjutkan dominasinya pada dua kelas yaitu 350cc dan 500cc.

Pada tahun 1958, 1959, dan 1960 ia memenangkan 32 dari 39 balapan dan menjadi orang pertama yang memenangkan kelas Senior TT di Isle of Man TT tiga tahun berturut-turut.


2. Pindah ke F1 dan Jadi Juara Dunia

John Surtees.

Pada tahun 1960, Surtees secara mengejutkan memutuskan untuk beralih dari ajang sepeda motor ke mobil. Pada usia 26 tahun, Surtees melakukan debutnya di ajang F1 dengan memperkuat Lotus di Sirkuit Monte Carlo. Ia memperlihatkan bakat yang luar biasa.

Namun, Surtees baru bisa finish di peringkat kedua pada balapan berikutnya Grand Prix British pada 1960. Setelah itu, ia memperkuat sejumlah tim sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan karier dengan memperkuat Scuderia Ferrari pada tahun 1963.

Keputusannya tersebut sangat tepat. Pasalnya, satu tahun kemudian, Surtees berhasil menyabet gelar juara dunia bersama Ferrari.

Pada tanggal 25 September 1965, Surtees juga sempat mengalami kecelakaan parah yang mengancam nyawanya.

Tujuh tahun kemudian, Surtees memutuskan untuk pensiun dari dunia balapan yang sudah membesarkan namanya.


3. Setelah Pensiun, Surtees Ikuti Jejak Ayahnya

John Surtees.

Setelah memutuskan untuk pensiun, Surtees memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya dengan mengelola sebuah toko sepeda motor di West Wickham, Kent.

Meski demikian, ia masih melanjutkan keterlibatannya dalam sepeda motor, berpartisipasi pada event klasik dengan mesin motor balap vintage.

Ia juga masih ikut terlibat dalam balap mobil single seater dan menjabat sebagai ketua tim A1 Inggris, dalam seri A1 GP tahun 2005-2007.

Sementara itu, putranya, Henry Surtees berkompetisi di FIA Formula 2 Championship, Formula Renault UK Championship dan Formula BMW UK Championship untuk Carlin Motorsport.

Nahas, anaknya meninggal ketika membalap pada kejuaraan Formula 2 di Brands Hatch pada tanggal 19 Juli 2009.

Kemudian, Surtees dilantik ke dalam Hall of Fame International Motorsports. FIM memberikan penghargaan kepada Surtees sebagai Grand Prix Legend di tahun 2003.

Saat itu ia pun sudah menjadi anggota dari Order of the British Empire (MBE), dan diangkat menjadi Officer of the Order of the British Empire (OBE) di tahun 2008 pada saat dia berulang tahun.

MotoGPFormula 1John SurteesOn This Day

Berita Terkini