x

MF Siregar, Sosok Pencetus Panji Olahraga Populer Orba

Senin, 9 Oktober 2017 15:16 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra

Masih ingat dengan semboyan 'mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga'? Bagi sebagian kita yang pernah mencicipi era Orde Baru (Orba), tentu saja jargon ini begitu dekat.

Pada zamannya, salah satu peninggalan 'tersukses' milik mendiang Soeharto sebagai penguasa Orba. Semboyan ini merupakan ajakan yang dianggap cukup membumi di seluruh penjuru negeri.

MF Siregar (berbaju putih) dan Presiden Soeharto.

Namun, ada kisah unik di balik populernya semboyan olahraga yang cukup populis ini. Berangkat dari kisah Mangombar Ferdinand (MF) Siregar-lah kisah ini bermula.

Kisah Atlet Tanpa Sepatu

Seperti dinukil dari Historia, MF Siregar merupakan sosok di belakang populernya jargon ini. Saat itu, pria yang menjabat sebagai Asisten Bidang Olahraga Menpora ini mendapat ilham dari pertanyaan sang Presiden.

Pada peringatan Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Nasional Indonesia (POPSI) tahun 1980, di Stadion Madya Senayan, Seoharto pernah bertanya tentang kejadian yang tak kalah uniknya. MF Siregar dalam buku biografinya, Matahari Olahraga Indonesia, menyebut pertanyaan ini seputar para atlet asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang tak mengenakan sepatu.

“Pak Siregar, itu atlet-atlet dari Kupang kenapa tidak pakai sepatu?” tanya Soeharto.

Soeharto bersama Ibu Tien Soeharto dan sanak keluarganya.

“Di sana sudah biasa, pak. Jangankan sepatu untuk olahraga, mereka juga tidak pakai sepatu saat sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari,” jawab Siregar.

“O, jadi itu sebabnya. Berarti mereka sudah terbiasa jalan dan lari tanpa sepatu. Secara tidak langsung, kegiatan lari sudah memasyarakat di sana, ya?” tanya Soeharto lagi.

Baca Juga

“Betul, pak. Jadi olahraga pada tahap awal memang harus memasyarakat,” ungkap Siregar.

Hal ini kemudian yang menjadi ide awal dari jargon tersebut. MF Siregar pun bergegas membuat sebuah riset tentang hal tersebut.

Riset Singkat Berbuah Panji Nasional

Setelah mendapatkan ide awal, MF Siregar pun mendiskusikan hal ini kepada Daoed Jusuf, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Begawan kurikulum pendidikan Orba ini pun memberikan masukan kepada MF Siregar soal ide ini.

“Mestinya olahraga dimasyarakatkan dulu tentang arti dan fungsinya, baru setelah masyarakat sadar mengenai hal tersebut, mereka bisa berolahraga,” kenang Siregar.

Detik-detik saat Soeharto menyatakan mundur sebagai Presiden RI.

Masukan dari Daoed Jusuf ini kemudian dikerucutkan kembali oleh MF Siregar menjadi jargon yang kita kenal hingga saat ini. Bahkan, jargon ini kemudian dijadikan panji olahraga nasional sesuai dengan amanat Presiden Soeharto di Sidang MPR/DPR pada 1981.

Jargon ini kemudian dikuatkan dalam Keppres nomor 67 tahun 1985 tentang Hari Olahraga Nasional. Pada akhirnya jargon ini kemudian mengiringi setiap peringatan Haornas hingga era Orba akhirnya tumbang di tahun 1998.

HAORNASSoeharto

Berita Terkini