4 Induk Olahraga yang Lahir dari 'Rahim' Sumpah Pemuda
Perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan berbagai cara dan tempo yang sangat lama. Perlawanan terhadap penjajah yang masih terpisah-pisah dan tidak terkoordinir menjadi salah satu penyebab Indonesia belum mencapai kemerdekaan. Atas dasar itu para pemuda dari berbagai daerah berkumpul dalam Kongres Pemuda II 27-28 Oktober 1928.
Pada kongres tersebut lahirlah sebuah rumusan yang kini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Dari peristiwa sumpah pemuda, perjuangan mencapai kemerdekaan tidak lagi dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Sehingga akhirnya perjuangan mencapai kemerdekaan membuahkan hasil saat dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Selain menjadi pemicu bersatunya bangsa Indonesia dalam perjuangan mencapai kemerdekaan, peristiwa sumpah pemuda juga menjadi pemantik terbentuknya organisasi olahraga di Indonesia. Karena perjuangan mencapai kemerdekaan juga bisa dilakukan melalui olahraga, apalagi saat itu pemerintah kolonial Belanda sempat melarang kegiatan olahraga di tempat umum. Selain sebagai media perjuangan, olahraga juga menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa.
Sejak lahirnya sumpah pemuda ada beberapa organisasi olahraga yang terbentuk berkat semangat yang lahir dari sumpah pemuda. Berikut ini INDOSPORT sudah merangkumnya untuk Anda.
1. PSSI
Dua tahun setelah peristiwa sumpah pemuda, Ir.Soeratin yang gemar bermain sepakbola menyadari bahwa semangat sumpah pemuda dapat diimplementasikan di dunia olahraga. Selain sebagai sarana untuk mendapatkan tubuh yang sehat, sepakbola dapat digunakan sebagai wahana pemantik nasionalisme dan sebagai alat perjuangan melawan Belanda.
Hingga akhirnya niat dan cita-citanya itu diimplementasikan dalam pertemuan yang digelar pada tanggal 19 April 1990. Pada pertemuan itu hadir perwakilan dari perserikatan-perserikatan sepakbola dari berbagai daerah. Voetbalbond Indonesische Jacarta (VIJ), Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogayakarta, dan Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo hadir dalam pertemuan tersebut. Selain itu hadir juga perwakilan dari Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB), Madioensche Voetbal Bond (MVB), dan juga Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM). Dan terakhir turut hadir pula Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB).
Dalam pertemuan tersebut maka lahirlah PSSI (Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia) dan tanggal 19 April 1930 diperingati sebagai hari lahirnya PSSI. Nama tersebut selanjutnya diubah dalam kongres PSSI di Solo tahun 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia dan juga menetapkan ir.Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI.
Setelah PSSI terbentuk Soeratin segera menyusun program yang menjadikan sepakbola sebagai program perjuangan melawan kebijakan pemerintah kolonial Belanda. Setiap perserikatan diwajibkan membentuk kompetisi sepakbola internal. Yang selanjutnya ditingkatkan menjadi kejuaran antar perserikatan. Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI kemudian menggugah Pakubuwono X untuk mendirikan Stadion Sriwedari sebagai apresiasi atas kebangkitan sepakbola kebangsaan. Dengan adanya Stadion Sriwedari kegiatan persepakbolaan sebagai salah satu alat perjuangan semakin gencar.
2. PELTI
Peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928 dan terbentuknya PSSI pada tahun 1930 mendorong lahirnya organisasi olahraga kedua yakni PELTI. Persatuan Tenis Seluruh Indonesia atau PELTI didirikan pada 26 Desember 1935 di Semarang.
Gagasan lahirnya PELTI dicetuskan oleh Mr. Budiyanto Martoatmodjo yang merupakan tokoh tenis asal Jember. Gagasan ini dikemukakan saat Kejuaraan Tenis yang berlangsung di Semarang.
Meskipun awalnya olahraga ini hanya diminati oleh kaum bangsawan, namun sejak tahun 1920-an olahraga tenis mulai berkembang seiring kian banyaknya murid Indonesia yang memainkannya di sekolah-sekolah menengah.
Para siswa tersebut pada akhirnya memperkenalkan tenis ke kalangan masyarakat luas. Tenis pun mulai diminati dan dimainkan serta dipertandingkan berbagai organisasi pemuda. Selain itu Tenis mulai digunakan untuk menghimpun masa dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
3. PABBSI
Setelah PSSI dan PELTI berdiri satu lagi organisasi olahraga lahir di Indonesia, Persatuan Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia. PABBSi didirikan pada 25 Desember 1940.
Sebelum PABBSI didirikan, olahraga angkat besi sudah ada di Pulau Jawa sejak tahun 1910-an. Angkat besi sangat populer di Jaw Timur, khususnya di Surabaya. Selanjutnya pada tahun 1920-an mulai menyebar ke kota-kota lain. Hingga kini cabang angkat besi seringkali menjadi penyumbang emas untuk kontingen Indonesia baik di Sea Games, Asian Games bahkan Olimpiade.
Selain angkat besi, yang menjadi bagian dari PABBSI adalah olahraga binaraga yang populer tahun 1930-an. Selanjutnya kedua olahraga ini populer saat perang kemerdekaan Indonesia tahun 1940-an.
4. PERBASI
Cikal bakal PERBASI sebenernya dimulai sejak adanya Persatuan Bola Keranjang Seluruh Indonesia pada tahun 1940. Pembentukan PBKSI terpicu dari dua organisasi lain yang sudah lebih dahulu terbentuk yaitu PSSI dan PELTI.
Selain itu juga PBKSI menjadi salah satu pendorong terbentuknya Ikatan Sport Indonesia yang terdiri dari PSSI, PELTI dan PBKSI. Selanjutnya diadakan Pekan Olahraga ISI yang berlangsung di Solo dan mempertandingkan sepakbola, tenis, dan basket.
Selanjutnya sebagai pengganti PBKSI, Perbasi didirikan pada tahun 1951, di mana Tony Wen dan Wim Latumeten diminta oleh Maladi yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk menyusun organisasi olahraga bola basket Indonesia. Atas prakarsa kedua tokoh ini, pada tanggal 23 Oktober 1951 dibentuklah organisasi bola basket Indonesia dengan nama Persatuan Basketball Seluruh Indonesia disingkat Perbasi. Tony Wen menduduki jabatan ketua serta Wim Latumeten sebagai sekretaris. Tahun 1955 namanya diubah dan disesuaikan dengan perbendaharaan bahasa Indonesia, menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia dan tetap disingkat Perbasi.