Almarhum Julia Perez dan 5 Sosok non Atlet yang Jadi Kartini Dunia Olahraga Indonesia
Ibu kita Kartini, putri sejati. Putri Indonesia, harum namanya. Wahai ibu kita Kartini, putri yang mulia. Sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia.
Kalimat di atas adalah penggalan lirik lagu ciptaan W. R. Supratman yang ia buat untuk menghormati salah satu tokoh penting gerakan wanita di Indonesia, yakni Raden Ajeng Kartini.
Ya, Kartini adalah sosok pahlawan nasional yang berjuang bukan melawan Belanda, tetapi berjuang agar wanita-wanita Indonesia memiliki hak yang sama dengan kaum pria.
Tidak salah jika tanggal lahirnya, 21 April selalu diperingati sebagai Hari Kartini, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya yang memperjuangkan emansipasi wanita.
Kini, Kartini pun bisa tersenyum puas karena wanita-wanita Indonesia bisa 'unjuk gigi' di berbagai bidang, salah satunya olahraga.
- Bukti Nyata Emansipasi! 5 Wanita Ini Jadi Kartini Dunia Olahraga Indonesia
- Sambut Hari Kartini, Persebaya Beri Diskon dan Pelayanan Spesial Buat Bonita
- Fitriani, Kartini Tangguh Calon Penerus Susy Susanti
- Wiwi Kusdarti, Sang Kartini di Sepakbola Wanita
- Ratna Mustika, Kartini-nya Pesepakbola Asing di Indonesia
- Risa Suseanty, Kartini Tangguh di Atas Roda Dua
- Kisah Juang Kartini Muda Demi Bela Timnas Indonesia
- Kisah Sicilia Setiawan, Kartini di Lapangan Futsal
- Esti Puji Lestari, Penerus RA Kartini di Lapangan Hijau
- Andi Widya Syadzwina, Kartini yang Payungi PSM Makassar
Menariknya, beberapa di antara mereka bisa bersinar di dunia olahraga tanpa menyandang status atlet. Siapa saja mereka? Berikut INDOSPORT sajikan pembahasannya:
1. 1. Ratu Tisha
Ketika Edy Rahmayadi terpilih menjadi Ketua Umum PSSI ke-16, sebuah sejarah baru melingkupi organisasi yang berdiri sejak 1930 silam tersebut. Untuk kali pertama, PSSI memiliki seorang Sekretaris Jenderal (Sekjen) perempuan.
Sosok itu tidak lain adalah Ratu Tisha Destria. Wanita cantik kelahiran 30 Desember 1985 ini menjadi sosok yang saat ini 'berkeliaran' di berbagai media ketika ada pemberitaan mengenai PSSI.
Meski bukan pemain sepakbola, Tisha memang sudah lama menggandrungi dunia si kulit bundar. Ia bahkan sampai mengikuti Program Master, FIFA dari 2013 sampai 2015 dan lulus di peringkat 7 dari 28 peserta.
2. 2. Julia Perez
Almarhum Julia Perez semasa hidup adalah sosok yang dekat dengan dunia sepakbola. Selain pernah menjalin hubungan asmara dengan pesepakbola Gaston Castano, Julia memang sedari awal ingin memajukan sepakbola Indonesia.
Hal itu ia buktikan dengan mendirikan sebuah sekolah sepakbola bernama Champions Soccer School yang bertempat di bilangan Rasuna Sahid pada 8 November 2009 lalu.
Tidak hanya itu, wanita yang akrab disapa Jupe itu pun pernah melakukan aksi heroik terhadap seorang pesepakbola asal Rusia bernama Sergei Litvinov.
Pada 2014 lalu, Sergei berniat pulang ke Rusia. Namun ia tidak punya biaya karena gajinya masih ditunggak oleh PSLS Lhokseumawe. Ia bahkan samapi harus berjualan jus di daerah Solo.
Beruntung, ia bertemu dengan sosok Jupe yang dengan inisiatifnya sendiri membiayai perjalan pulang Sergei ke Rusia.
3. 3. Deliana Fatmawati
Seiring berjalannya waktu, sepakbola bukan lagi olahraga yang dikhususkan untuk kaum laki-laki, tetapi juga untuk perempuan. Buktinya, setiap ada pertandingan sepakbola, sosok wanita selalu terlihat menghiasi beberapa sisi stadion.
Tidak hanya itu, saat ini pun mulai banyak pesepakbola wanita profesional. Buktinya, ada Timnas Wanita di beberapa negara anggota FIFA. Termasuk Indonesia, di mana Timnas Wanita U-15 bakal berlaga di Piala AFF U-15 2017 di Laos pada 7-20 Mei 2017.
Namun, selain menjadi pendukung atau pemain, ada satu posisi lagi yang sekarang mulai diisi kaum perempuan dalam pertandingan sepakbola, yakni sebagai pengadil lapangan atau wasit.
Contohnya seperti yang ditunjukkan oleh wanita cantik bernama Deliana Fatmawati. Ia merupakan sedikit wasit wanita di Indonesia. Hebatnya, Deliana juga menjadi salah satu wasit Indonesia yang sudah mengantongi lisensi dari FIFA.
"Awal mula itu tahun 201 saya mengambil lisensi C3 di tahun 2011, lalu berturut turut C2 hingga C1 sampai akhirnya di 2017 saya berhasil dapat lisensi FIFA berarti dari 2011 sampai 2017 itu enam tahun seperti sekolah SD," saat dihubungi awak INDOSPORT pertengahan April 2017 lalu.
4. 4. Andi Widya Syadzwina
Setiap klub sepakbola Indonesia pasti memiliki sosok yang ditunjuk sebagai Media Officer (MO), yang bertugas memberi tahu segala kejadian penting dalam tim kepada awak media untuk segera diberitakan.
Kebanyakan dari MO itu sendiri didominasi oleh laki-laki. Namun, hal berbeda dimiliki oleh satu-satunya klub peserta Liga 1 2018 asal Pulau Sulawesi, PSM Makassar.
Klub berjuluk Juku Eja itu memiliki seorang MO wanita cantik bernama Andi Widya Syadzwina. Dari mulutnya lah, para awak media bisa mendapat pemberitaan bagus soal PSM yang kini diasuh Robert Rene Alberts.
"Hobi dan passion saya sudah tumbuh sejak kecil, karena selalu mengikuti ayah saya yang hobi olahraga. Saya dan ayah hobi sekali nonton sepakbola, dari situ saya mulai senang dengan sepakbola," cerita wanita yang akrab disapa Wina itu kepada awak INDOSPORT.
Di sela-sela pekerjaanya sebagai MO PSM, Wina jgua menyempatkan diri untuk menulis buku. Salah satu buku biografi ‘Petar Segrt: Tumbuh di Daerah Konflik hingga Kecintaannya pada PSM Makassar’ terbitan Fandom.id tahun 2015 lalu menjadi jejak besarnya dalam literasi sepakbola Indonesia.
5. 5. Esti Puji Lestari
Suporter sepakbola wanita sudah ada, pemain sepakbola wanita sudah ada, wasit sepakbola wanita juga mulai menjamur. Lalu, apakah ada wanita yang menjadi pemilik klub sepakbola di Indonesia? Jawabannya ada, yakni Esti Puji Lestari.
Meski terlahir sebagai seorang wanita, kecintaannya terhadap sepakbola tidak perlu diragukan lagi. Dia tidak pernah canggung mengurusi tim yang ia miliki, meskipun pecinta olahraga itu mayoritas adalah laki-laki.
Ia pun membuat kejutan dengan membeli mayoritas salah satu klub Pulau Jawa, Persijap Jepara, klub yang pernah diperkuat oleh suaminya, Carlos Raul Sciucatti.
"Persijap punya nilai histori yang panjang bagi saya, suami juga pernah main di sana, selain itu yang memasukkan penawaran saham paling pertama Persijap, mulai dari 50 persen hingga kini 80 persen," kata Esti kepada INDOSPORT.
Setelah menjadi pemilik Persijap, Esti pun membuat gebrakan dengan membuat kesebelasan wania Persijap yang ia beri nama Persijap Kartini.
Esti mengaku akan terus membina tim Persijap Kartini sampai kapanpun. Bahkan, ia juga akan terus untuk memperjuangkan hak-hak para pemain sepakbola wanita di Indonesia sampai waktu yang tidak terbatas.
"Selama saya masih memiliki kemampuan, memiliki uang yang cukup, saya akan terus berkecimpung dalam membina sepakbola Indonesia, khususnya kaum hawa," tegasnya.
6. 6. Rahadewi Neta
Pada pertengahan Agustus 2016 lalu, bertempat di Rio de Janeiro, Brasil berlangsung ajang multi event terbesar di dunia, apalagi kalau bukan Olimpiade.
Menariknya, dalam ajang tersebut, Indonesia tidak hanya mengirim kontingen atlet yang diharap bisa membawa pulang medali, tetapi juga seorang wanita cantik yang turun sebagai pengadil pertandingan taekwondo.
Wanita itu bernama Rahadewi Neta, yang sebelum menjadi wasit sempat menjadi atlet bela diri asal Korea Selatan tersebut.
Pada 2012 silam Rahadewi Neta didapuk sebagai wasit Kejuaraan Dunia Poomsae Taekwondo di Kolombia. Neta yang bergabung dalam Universal Taekwondo Indonesia (UTI) Profesional, menjadi wasit termuda di antara 38 wasit lainnya karena saat itu usianya baru menginjak 29 tahun.
Tahun berganti, Neta aktif memmipin pertandingan-pertandingan internasional pada usia relatif muda. Hingga akhirnya pada 2016, ia ditunjuk untuk menjadi salah satu wasit di ajang Olimpiade 2016.
Ia pun menjadi wasit wanita pertama asal Indonesia yang terlibat sebagai pengadil di event olahraga terbesar di dunia tersebut. Hasil ini juga menunjukan jika kemampuannya sebagai wasit internasional tak perlu diragukan.