Tanggap Terorisme, Bos INASGOC Pasang Standar Khusus di Asian Games 2018
Indonesia tengah diguncang sejumlah aksi terorisme, salah satunya adalah Surabaya, Jawa Timur. Aksi bom itu terjadi pada Minggu (13/04/18) pagi kemarin hingga Senin (14/05/18) pagi tadi di daerah Sidoarjo.
Tentu saja aksi terorisme ini wajib diwaspadai mengingat Indonesia sebentar lagi akan segera menyambut ajang turnamen olahraga terbesar Asia, Asian Games 2018 pada 18 Agustus mendatang di Jakarta dan Palembang.
Masalah keamanan menjadi salah satu fokus yang membutuhkan perhatian dari pemerintah dan juga penyelenggara, INASGOC. Terkait hal tersebut, Ketua INASGOC Erick Thohir pun akhirnya angkat bicara.
1. Keamanan Standar Internasional
Erick sendiri menegaskan bahwa panitia INASGOC selalu berusaha menyediakan kelengkapan bagi Asian Games 2018 dan menjaganya untuk tetap dalam standar internasional yang ada. Ia juga mencoba meyakinkan Dewan Olimpiade di Asia (OCA) terkait persiapan ajang tersebut.
"Kita selaku panitia selalu menjaga standar internasional. Kita harus meyakinkan kepada OCA agar bisa tingkatkan persiapan. Masalah pengamanan kami akan lakukan itu. Sebagai contoh, Brasil bisa sukseskan Olimpiade, kita juga sama, INASGOC pasti bisa meyakinkan dunia," ungkap Erick.
2. OCA Puji INASGOC
Pria yang juga Ketua Komite Olimpiade Indonesia tersebut juga menyebutkan bahwa INASGOC telah melakukan koordinasi dengan OCA, dan mereka merasa cukup senang dengan kelengkapan yang disediakan INASGOC untuk Asian Games 2018 nanti.
"Saya rasa dengan koordinasi terakhir, OCA sangat senang apa yang kita siapkan. Seperti venue dan atlet village. Bukan OCA yang meminta, tapi kami siapkan," kata Erick.
3. Rambu-rambu Keamanan
Terkait negara peserta, Erick sendiri mengungkapkan bahwa rencananya akan ada rambu-rambu untuk mereka untuk urusan keamanan tersendiri selama di Indonesia. Baginya, ajang olahraga ini akan menjadi wadah pemersatu bangsa yang ada di dunia.
"Untuk rambu-rambu peserta, banyak negara seperti Palestina, Suriah, mereka kan ikut. Inikan olahraga jadi alat pemersatu. Kalau negara peserta sampai sekarang belum ada. Kalau memang ada nantinya kita akan jelaskan situasi di Indonesia, kalau perlu kita datang ke sana."