Lomba Enggrang: Olahraga Menyenangkan yang Hampir Punah 'Ditelan' Zaman
INDOSPORT.COM - Enggrang menjadi salah satu permainan tradisional yang menyenangkan. Namun kini permainan Enggrang semakin menghilang ditelah zaman.
Permainan tradisional atau olahraga tradisional tak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat. Permainan tradisional juga memiliki banyak manfaat.
Salah satu permainan tradisional yang bermanfaat adalah enggrang. Selain bermanfaat sebagai hiburan, enggrang juga memberi manfaat bagi otak, terutama untuk melatih konsentrasi.
Meski menyenangkan dan bermanfaat, permainan enggrang sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat. Enggrang hanya sesekali dimainkan, salah satunya saat lomba tujuhbelasan dalam perayaan HUT RI.
1. Sejarah Enggrang
Permainan enggrang yang biasanya menggunakan material bambu, kayu, atau batok kelapa sejatinya merupakan permainan tradisional yang mendapat pengaruh dari budaya China.
Enggrang sendiri diketahui mulai dimainkan sejak zaman kemerdekaan, dan terus berkembang pada tahun 1960-an di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Meski berkembang di Jawa Barat, enggrang sendiri dimainkan di berbagai provinsi lain di Indonesia.
Enggrang pun memiliki nama yang berbeda-beda di tiap daerah. Di Lampung disebut Egrang, di Jawa Tengah disebut Jangkungan, di Sumatera Barat akrab disebut Tengkak-Tengkak, dan Ingkau dalam bahasa Bengkulu.
Dalam Baoesastra (Kamus) Jawa karangan W.J.S. Poerwadarminto terbitan 1939 halaman 113, disebutkan kata enggrang-enggrangan diartikan permainan dengan menggunakan alat yang dinamakan enggrang. Sementara enggrang sendiri diberi makna bambu atau kayu yang diberi pijakan (untuk kaki) agar kaki leluasa bergerak berjalan.
Enggrang juga awalnya digunakan sebagai alat bantu untuk menyusuri banjir. Lalu kemudian berkembang menjadi permainan atau olahraga tradisional dan mulai dilombakan, terutama saat perayaan HUT RI.
2. Manfaat Enggrang
Enggrang memiliki manfaat untuk melatih konsentrasi bagi pemainnya. Selain itu enggrang juga memberi manfaat bagi tubuh karena memiliki gerakan fisik, serta mampu melatih saraf motorik bagi anak-anak.
Selain bermanfaat bagi otak dan tubuh, enggrang juga memiliki nilai-nilai filosofis yang terkandung didalamnya. Dalam perlombaan enggrang, para pemain enggrang diajarkan nilai-nilai luhur seperti sportivitas, kejujuran, keberanian, kebersamaan, kejujuran, dan kreativitas.
Enggrang juga bisa menjadi hiburan yang menyenangkan saat liburan, atau saat perayaan tujuhbelasan.
3. Hampir 'Punah'
Meski permainan enggrang sangat menghibur dan menyenangkan, enggrang sudah mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakat, terutama di kota besar.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, sudah sangat sulit mencari material bambu untuk membuat enggrang. Selain itu, anak-anak di kota besar lebih memilih memainkan permainan di konsol video game, maupun di gadget.
Teknologi modern menjadi salah satu penyebab mulai jarangnya enggrang dimainkan di kota besar.
Ikuti terus berita seputar sepak bola dan olahraga lain serta serba-serbi Asian Games 2018 hanya di INDOSPORT