Profil 8 Atlet Indonesia Pembawa Bendera Olympic Council of Asia (OCA)
INDOSPORT.COM – Pesta pembukaan olahraga paling bergengsi di Benua Asia, yakni Asian Games 2018 telah berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), pada Sabtu (18/08/18) pukul 19.00 WIB.
Delapan atlet Tanah Air yang pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional mendapatkan kesempatan berharga dengan didapuk untuk membawakan bendera Olympic Council of Asia (OCA).
Kedelapan atlet tersebut adalah Lely Sampurno (Olimpian 1984 dari cabang tembak), Suharyadi (Olimpiade Seoul 1988, tenis), Sri Indriyani (Olimpiade Sydney 2000, angkat besi), Candra Wijaya (Olimpiade 2000 Sydney, bulutangkis).
Lilis Handayani (Olimpiade 1988 Seoul, panahan), Markis Kido (Olimpiade Beijing 2008, bulutangkis), Kusumawardhani (Olimpiade 1988 Seoul, panahan), dan Christian Hadinata (Olimpiade 1972 Munich, bulutangkis).
Berikut profil lengkap kedelapan atlet Indonesia yang membawakan bendera Olympic Council of Asia (OCA) di opening ceremony Asian Games 2018.
1. Lely Sampoerno (Tembak)
Indonesia pernah mempunyai ratu menembak di Asia pada tahun 1960-an. Kala itu, Lely Sampoerno berhasil membanggakan Indonesia dengan prestasi membanggakan di kancah internasional. Selain itu, dirinya juga disegani oleh negara-negara lain karena kehebatan menembaknya.
Semakin lama prestasi Lely semakin moncer. Ia berhasil menjadi penembak putri terbaik di kejuaran Asia pada 1983. Kemenangannya di berbagai kompetisi menembak dunia akhirnya menempatkannya sebagai atlet menembak peringkat 12 dunia.
Suharyadi (Tennis)
Nama Suharyadi pernah membanggakan Indonesia dengan merajai cabang olahraga Tenis dikancah Internasional. Suharyadi tercatat tiga kali mewakili Merah Putih di pesta olahraga akbar, Olimpiade Los Angeles, AS 1984, Seoul, Korea Selatan 1988, dan Barcelona, Spanyol 1992.
Atlet kelahiran 14 Februari 1965 ini pernah menyumbangkan medali emas pada SEA Games XIV/1987 di Jakarta di nomor ganda putra berpasangan dengan Wailan Walalangi.
Medali emas berikutnya diraih pada Asian Games 1990 di Beijing, China di nomor ganda campuran berpasangan dengan Yayuk Basuki, yang kemudian dipersunting menjadi istrinya. Keduanya menikah pada 31 Januari 1994 di Yogyakarta.
Sri Indriyani (Angkat Besi)
Sri Indriyani punya jasa yang besar bagi Indonesia. Dia telah mengharumkan nama Indonesia pada ajang Olimpiade Sydney 2000. Saat itu, ia meraih medali pada cabang olahraga angkat besi kelas 48 kg.
Wanita yang mulai berlatih angkat besi sejak kelas 4 SD ini sempat meninggalkan kota kelahirannya, Solo, Jawa Tengah, dan menetap di Lampung pada tahun 1994 lalu demi pembinaan atlet yang lebih memadai. Untuk menggapai impiannya tersebut, ia merantau saat masih menduduki kelas 3 SMP.
Kariernya pun meroket pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 1996 di Polandia. Di turnamen tersebut, ia berhasil mendapatkan tiga medali emas. Bahkan ia memecahkan rekor lifter junior kala itu.
Daftar medali Indri pun tidak berakhir di sana. Ia meraih medali perunggu di Asian Games 1998 di Bangkok, medali perak untuk Kejuaraan Dunia 1999 di Athena dan medali perunggu di Olimpiade 2000 di Sydeny -- seluruhnya di kelas 48 kg.
Setelah menjadi yang terbaik ketiga di Olimpiade, Indri masih terus berlatih untuk SEA Games 2001 dan berhasil kembali meraih medali perunggu.
2. Candra Wijaya (Bulutangkis)
Chandra Wijaya merupakan salah satu atlet bulutangkis legendaris yang dimiliki Indonesia. Prestasinya di dunia bulutangkis sudah tak perlu diragukan lagi. Dirinya mempunyai spesialis bermain sebagai ganda putra atau ganda campuran.
Pemain-pemain yang pernah mengecap gelar bersama Candra adalah Ade Sutrisna, Sigit Budiarto, Tony Gunawan, Nova Widianto, Eliza Nathael dan Jo Novita.
Ketika Candra Wijaya berpasangan dengan Tony Gunawan, mereka pernah meraih medali emas Olimpiade Sidney 2000 dan menjadi juara All England 1999. Bersama Sigit Budiarto, Candra Wijaya meraih gelar juara World Championship 1997 dan juara All England 2003.
Di nomor beregu, Candra Wijaya ikut menjadi tim Thomas Cup Indonesia sebanyak enam kali (1998, 2000, 2002, 2004, 2006 dan 2008) dan ikut mengantar Indonesia meraih Piala Thomas pada 1998, 2000 dan 2002.
Candra Wijaya juga turut memperkuat tim Piala Sudirman sebanyak 6 kali (1997, 1999, 2001, 2003, 2005, dan 2007) di mana berhasil melangkah ke babak final sebanyak tiga kali (2001, 2005 dan 2007).
Lilies Handayani (Panahan)
Lilies Handayani merupakan salah satu srikandi cabang olahraga panahan yang pernah membanggakan Indonesia di kancah Internasional. Wanita kelahiran Surabaya, 15 April 1965 itu berhasil merebut medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Seol 1988 yaitu medali perak.
Markis Kido (Bulutangkis)
Markis Kido merupakan salah satu pebulutangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Sudah banyak prestasi membanggakan yang diraih oleh Markis Kido dikancah Internasional.
Kombinasi Markis-Hendra terbukti sukses. Pasangan itu berhasil menyabet sederet penghargaan seperti Djarum Indonesia Open (2005), Hongkong Open (2006), World Championship (2007), Olimpiade Beijing (2008), Malaysian Super Series (2008).
3. Kusuma Wardhani (Panahan)
Kusuma Wardhani, merupakan wanita asal Makassar, Sulawesi Selatan, 20 Februari 1964; umur 51 tahun, adalah seorang pemanah asal Indonesia.
Di bawah bimbingan atlet panahan senior, Donald Pandiangan, Kusuma Wardhani bersama dengan Nurfitriyana Saiman dan Lilies Handayani merebut medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Seoul 1988 yaitu medali perak.
Christian Hadinata (Bulutangkis)
Christian Hadinata adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia merupakan legenda yang mampu mengukir prestasi internasional, baik sebagai pemain, pelatih, maupun saat ini sebagai pengurus Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia.
Prestasi emas Christian dicetak pertama kali tahun 1971 sebagai pemain ganda putra dan ganda campuran. Di ganda putra, ia berpasangan dengan Atik Jauhari menjadi juara nasional. Sedangkan di ganda campuran menjadi juara Asia berpasangan dengan Retno Kustijah.
Selanjutnya, dengan berganti-ganti pasangan, Christian dapat mencapai prestasi terbaik seperti dengan Ade Chandra, menjuarai Asian Games 1978, All England 1972 dan 1973, serta juara dunia 1980. Bersama Boby Ertanto, juara di All England 1983 dan Indonesia Terbuka 1984.
Dengan Lius Pongoh, menang di Jepang Terbuka 1981. Berpasangan dengan Imelda Wiguna, memenangi All England 1979 dan juara dunia 1980. Main bersama Ivana Lie, berjaya di Asian Games 1982, Indonesia Terbuka 1984, dan Piala Dunia 1985.
Sepanjang enam kali memperkuat Tim Piala Thomas (1972-1986), Christian bersama pasangannya (siapa pun dia) selalu merebut poin. Bahkan di ajang beregu itu Christian pernah berjodoh dengan Hadibowo dan Liem Swie King.
Ikuti terus berita seputar sepak bola dan olahraga lain serta serba-serbi Asian Games 2018 hanya di INDOSPORT.