x

Stadion Sriwedari: Saksi Bisu PON I, FESPIC Games, Hingga ASEAN Para Games

Senin, 10 September 2018 10:18 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
Stadion Sriwedari.

INDOSPORT.COM - Stadion Sriwedari merupakan salah satu stadion tertua di Indonesia. Stadion Sriwedari menjadi saksi sejarah sejumlah event olahraga. 

Melihat sejarah stadion-stadion di Indonesia, satu stadion yang tak boleh dilupakan adalah Stadion Sriwedari. Salah satu stadion tertua di Tanah Air ini menjadi saksi bisu sejumlah event olahraga besar di Indonesia. 

Stadion yang terletak di Kota Surakarta ini lebih tua usianya daripada Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Stadion Sriwedari mulai dibangun pada tahun 1932, sedangkan SUGBK baru dibangun pada tahun 1960. 

Memang, dari segi kapasitas, Stadion Sriwedari kalah jauh dari SUGBK. Stadion Sriwedari hanya berkisar 12.000 penonton. Sedangkan SUGBK sempat berkapasitas 100.000, sebelum dikurangi menjadi 88.000 dan 78.000 ribu saat ini. 

Baca Juga

Stadion Sriwedari sebagai salah satu stadion tertua di Indonesia, menyimpan sejumlah cerita yang berkaitan erat dengan perkembangan Indonesia dalam bidang olahraga. 


1. Venue PON I

Stadion Sriwedari menjadi venue PON I.

Stadion Sriwedari dibangun atas inisiatif Sri Susuhunan Paku Buwono X dari Keraton Surakarta. Beliau menginginkan stadion untuk kegiatan olahraga keraton dan masyarakat yang dibangun oleh bangsa Indonesia sendiri, karena saat itu stadion-stadion di Indonesia dibangun oleh orang Belanda. 

Kebun Suwung (Kelurahan Sriwedari) dipilih menjadi lokasi pembangunan stadion tersebut. Dengan Mr.Zeylman sebagai perencana dan biaya 30.000 gulden atau sekitar 235 juta (saat ini), Stadion Sriwedari selesai dibangun setahun kemudian. 

Baca Juga

Selanjutnya, pada tahun 1948 Stadion Sriwedari dipilih menjadi venue pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama, 9-12 September 2018. 

Stadion Sriwedari menjadi saksi sejarah pelaksanaan PON I. Dan kini Stadion Sriwedari ditetapkan sebagai Monumen PON I. 


2. FESPIC Games 1986

Simbol FESPIC Games di Stadion Sriwedari.

Tahun 1986, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah FESPIC Games atau Far East and South Pacific Games

 ke-4. FESPIC Games adalah ajang multi sport bagi atlet penyandang disabilitas di kawasan Asia dan Pasifik, dan menjadi cikal bakal Asian Para Games. 

Saat itu, Surakarta yang pernah menggelar PON I dan sebagai kota yang ramah bagi penyandang disabilitas, dipilih menjadi kota penyelenggara. Presiden Soeharto pada saat itu menyetujui anggaran untuk pelaksanaan FESPIC Games. 

Dalam anggaran tersebut, juga tertera biaya untuk renovasi Stadion Sriwedari. Stadion Sriwedari menjadi saksi perjuangan Paralympian Indonesia di FESPIC Games 1986.

Baca Juga

Indonesia berada di peringkat kedua klasemen akhir setelah Australia. 

Indonesia meraih 75 emas, 104 perak, dan 84 perunggu dari 13 cabor yang diikuti.  Salah satu atlet yang meraih medali emas bagi kontingen Indonesia saat itu adalah Senny Marbun. 

Kini, Senny Marbun sendiri adalah Ketua Umum National Paralympic Committee (NPC) Indonesia. 


3. Berganti Nama

Tribun Stadion Sriwedari.

Stadion Sriwedari sempat mengalami perubahan nama pada tahun 2003. Pada 4 Agustus 2003, pemerintah Kota Solo menjadi Stadion R Maladi. Pengubahan nama itu siusulkan oleh Paguyuban eks Tentara Pelajar Brigade 17 Surakarta. 

Awalnya, nama R Maladi akan diabadikan menjadi nama Stadion Manahan. Namun karena Stadion Sriwedari lebih syarat sejarah, akhirnya dipilihlah Stadion Sriwedari.  

Baca Juga

Perubahan nama itu dilakukan sebagai penghormatan kepada Raden Maladi yang merupakan mantan Ketua Umum PSSI periode 1950-1959 dan juga mantan Menpora periode 1964-1966. 

Namun, pada tahun 2011 nama stadion kembali diubah menjadi Stadion Sriwedari. 


4. ASEAN Para Games dan Asian Para Games

Stadion Sriwedari menjadi venue ASEAN Para Games 2011.

Seperti sudah disampaikan di atas, bahwa Stadion Sriwedari menjadi saksi bisu berbagai event olahraga. Dan selain FESPIC Games 1986, event olahraga internasional yang pernah digelar di Stadion Sriwedari adalah ASEAN Para Games 2011. 

Sejak pertama kali diselenggarakan tahun 2001, kota penyelenggara ASEAN Para Games biasanya selalu sama dengan kota penyelenggara SEA Games (kecuali 2009 karena SEA Games berlangsung di Viantiane, Laos sedangkan ASEAN Para Games di Kuala Lumpur, Malaysia). 

Tapi tidak dengan tahun 2011. Saat itu, SEA Games berlangsung di Jakarta-Palembang sedangkan ASEAN Para Games 2011 berlangsung di Surakarta. Surakarta dipilih karena memang kota ini memiliki fasilitas yang mumpuni untuk penyandang disabilitas. 

Baca Juga

Tak hanya fasilitas olahraga, banyak juga fasilitas umum yang sangat ramah terhadap penyandang disabilitas. Warga Solo juga sudah sangat toleran dan ramah kepada para penyandang disabilitas. 

Stadion Sriwedari, menjadi venue untuk cabot panahan pada ASEAN Para Games 2011. 

Kota Solo yang juga menjadi kantor pusat National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, akhirnya dipilih untuk menjadi tempat pemusatah latihan atlet-atlet paralympic Indonesia dalam mempersiapkan diri menghadapi Asian Para Games 2018, 6-13 Oktober 2018 di Jakarta. 

Ikuti terus berita seputar sepak bola dan olahraga lain serta serba-serbi Asian Para Games 2018 hanya di INDOSPORT

Asian Para GamesSoloStadionPekan Olahraga Nasional (PON)ASEAN Para GamesAsian Para Games 2018Stadion Sriwedari

Berita Terkini