Profil Cabang Olahraga Asian Para Games 2018: Balap Sepeda
INDOSPORT.com – Balap Sepeda akan dikompetisikan dalam gelaran Asian Para Games 2018, dan perlu diketahui beberapa mengenai cabang olahraga satu ini.
Asian Para Games 2018 atau dikenal dengan Asian Para Games yang ke-3 menjadi ajang multi olahraga yang akan diselenggarakan di Jakarta, dan ditujukan untuk para atlet Asia dengan keterbatasan atau cacat fisik.
Salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di dalam event ini adalah Balap Sepeda. Olahraga tersebut di dalam event ini akan dilangsungkan di dua Venue, yakni Sirkuit Internasional Sentul dan Velodrome Internasional Jakarta dan dimulai pada tanggal 7 Oktober 2018.
Indonesia sebagai salah satu peserta event ini akan menurunkan 14 atletnya, dengan mengikuti 24 nomor dari total 27 nomor yang dipertandingkan.
Dari 14 atlet tersebut terbagi dalam 3 nomor berbeda. Kategori H (hand bike) yang pakai tangan karena kakinya lemah, kemudian kategori C (normal) itu yang tidak punya tangan dan kaki, tapi badannya normal dan sepedanya normal, kemudian yang ketiga B (blind) itu yang tunanetra, yakni tandem (sepeda dua orang).
Untuk edisi kali ini, Indonesia menargetkan perolehan 3 medali perunggu dan berharap semua atlet bisa menambah medali melebihi target yang ditetapkan.
1. Aturan yang Ditetapkan
Yang dianggap layak untuk berkompetisi di ajang balap sepeda ini adalah atlet dengan profil kelas fungsional seperti yang didefinisikan untuk masing-masing kelas di bawah aturan ini.
Kelayakan Atlet dan Pasangan Tandem
Semua atlet, termasuk pasangan tandem, harus memegang lisensi balap internasional yang valid dari UCI yang diakui sebagai federasi bersepeda nasional. Lisensi ini harus ditunjukkan di semua kompetisi balap sepeda.
Pengendara sepeda profesional yang menjadi anggota tim terdaftar UCI mungkin tidak mengambil bagian sebagai pasangan tandem.
Seorang pasangan tandem yang merupakan mantan anggota tim balapan UCI tidak boleh terdaftar sebagai pengendara sepeda tim balapan untuk jangka waktu tiga tahun kalender.
Pria dan wanita pengendara sepeda di atas usia 18 tahun, dapat berlomba sebagai pasangan tandem, asalkan mereka belum dipilih oleh federasi nasional mereka untuk setiap acara yang tercatat di UCI dalam tiga tahun kalender sebelumnya.
Pasangan tandem hanya dapat bersaing dengan satu atlet dengan gangguan penglihatan setiap hari dari kompetisi Asian Para Games 2018.
Melakukan Percobaan
Setiap atlet tunanetra diperbolehkan maksimal satu percobaan untuk setiap kompetisi, yang hanya terdiri dari jalan, atau hanya lintasan satu event.
Pada kompetisi baik jalan dan lintasan, setiap atlet tunanetra atau VI diperbolehkan satu kali percobaan untuk acara sprint dan satu percobaan untuk acara ketahanan, sehingga maksimal dua.
Dalam prakteknya satu percobaan harus untuk sprint trek dan 1.000 meter waktu percobaan dan satu percobaan harus untuk road race dan uji coba waktu jalan.
Untuk balapan trek, fleksibilitas harus diperbolehan dari dua percobaan yang digunakan. Peserta juga diperbolehkan hanya menggunakan satu percobaan untuk semua acara, baik lintasan maupun jalan.
2. Klasifikasi di Asian Para Games 2018
Klasifikasi para- balap sepeda merupakan proses mengklasifikasikan peserta dalam para- balap sepeda yang mencakup empat jenis cacat fungsional.
Sistem klasifikasi termasuk kelas untuk sepeda motor untuk orang-orang yang memiliki masalah mobilitas ekstremitas bawah. Olahraga ini diatur oleh Union Cycliste Internationale (UCI).
Sepeda Normal
Atlet yang memiliki gangguan fisik tidak bisa bersaing dalam kompetisi berbadan sehat tetapi masih bersaing menggunakan "sepeda normal". Ada lima kelas bersepeda:
• C1: spastisitas hemiplegia berat atau diplegik; athetosis berat atau ataksia; bilateral melalui amputasi lutut, dll.
• C2: hemiplegia moderat atau spastisitas diplegik; athetosis sedang atau ataksia; unilateral di atas amputasi lutut, dll.
• C3: hemiplegia moderat atau spastisitas diplegik; athetosis sedang atau ataksia; bilateral di bawah lutut atau unilateral melalui amputasi lutut, dll.
• C4: hemiplegia ringan atau spastisitas diplegik; athetosis ringan atau ataksia; unilateral di bawah lutut atau bilateral di bawah amputasi siku, dll.
• C5: spatisipas monoplegik ringan; amputasi lengan unilateral (di atas atau di bawah siku), dll.
Handbike atau Hand Cycling
Atlet memiliki kerusakan tungkai bawah yang mengharuskan penggunaan sepeda yang dioperasikan dengan tangan. Ada lima kelas bersepeda tangan:
• H1: tetraplegics dengan kerusakan ekstremitas atas berat ke vertebra C6
• H2: tetraplegics dengan kerusakan tungkai bawah minor dari C7 melalui T3
• H3: lumpuh dengan gangguan dari T4 melalui T10
• H4: lumpuh dengan gangguan dari T11 ke bawah, dan orang yang diamputasi tidak dapat berlutut
• H5: atlet yang bisa berlutut di sepeda, kategori yang mencakup paraplegis dan diamputasi
Dalam klasifikasi bersepeda tangan, H1 dan H2 dapat menggunakan handcycle AP1 dan AP2, H3 dapat menggunakan handcycle AP2, AP3 dan ATP2, dan H4 dapat menggunakan handcycle ATP3.
Sepeda Roda Tiga
Atlet memiliki gangguan yang mempengaruhi keseimbangan mereka. Mereka bersaing dengan sepeda roda tiga yang disebut roda tiga. Sepeda tiga roda menyediakan keseimbangan lebih dari sepeda dua roda standar.
Blind / Visually Impaired, juga dikenal sebagai Tandem Class Blind.
Atlet yang buta atau tunanetra. Mereka bersaing menggunakan siklus dua orang yang dikenal sebagai tandem, dengan dibantu “pasangan” yang duduk di kursi depan.
Terus Ikuti Berita Olahraga Asian Para Games 2018 Lainnya Hanya di INDOSPORT