Penggunaan Jilbab dan Konflik dalam Olahraga Internasional
INDOSPORT.COM - Ada istilah bahwa olahraga dapat menyatukan umat manusia. Hal ini memang terbukti benar adanya.
Kita bisa lihat bagaimana olahraga seperti sepak bola bisa dimainkan oleh semua orang dari berbagai ras dan agama.
Begitu juga dengan digelarnya Olimpiade maupun Asian Games yang membuktikan bahwa olahraga adalah sesuatu yang universal.
Namun, olahraga yang dicap universal itu tak jarang pula bergesekan dengan keberagaman di masyarakat itu sendiri.
Seperti yang kita tahu, Islam, sebagai salah satu agama besar di dunia memiliki aturan berpakaian bagi penganutnya.
Penggunaan jilbab, misalnya, di kalangan atlet wanita sampai saat ini masih kerap berbenturan dengan peraturan di sejumlah cabang olahraga. Hal ini bahkan bisa terjadi di kejuaraan selevel Olimpiade.
Hal seperti ini baru saja menimpa salah satu atlet judo tuna netra tanah air, Miftahul Jannah. Miftahul terpaksa harus terdiskualifikasi lantaran enggan melepas jilbab karena bertentangan dengan peraturan judo.
Tentu saja hal seperti ini dapat merugikan negara-negara Islam yang memiliki atlet perempuan muslim.
Lalu, siapa saja atlet-atlet muslim terkenal yang pernah dirugikan dengan aturan di cabang olahraga? Berikut INDOSPORT jabarkan selengkapnya.
1. 1. Tim Basket Putri Qatar
Tema keberagaman alias diversity yang diusung di Asian Games XVII di Incheon, Korea Selatan, ternoda oleh pelarangan pengenaan hijab bagi atlet putri basket di kala cabang olahraga lain sudah mengizinkannya.
Qatar pun menarik diri dan didiskualifikasi dari kompetisi basket putri Asian Games setelah mereka dilarang tetap mengenakan hijab. Penyelenggara sendiri tak bisa berbuat apa-apa.
Pelarangan hijab itu merupakan aturan dari Federasi Basket Internasional (FIBA). Dalam Pasal 4.2.2 aturan FIBA, para pemain dilarang memakai penutup kepala, aksesori rambut, dan perhiasan.
2. 2. Miftahul Jannah
Kejadian ini belum lama terjadi. Atlet judo putri Indonesia, Miftahul Jannah, terdiskualifikasi dari pertandingan judo tuna netra Asian Para Games 2018 yang berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Senin (08/10/18).
Miftahul Jannah didiskualifikasi akibat enggan mengikuti aturan pertandingan yaitu melepas jilbab/penutup kepala.
Berdasarkan keterangan panitia, dalam peraturan judo terdapat poin di mana terdapat teknik bawah dan jilbab dianggap dapat mengganggu.
Keberadaan jilbab bisa dimanfaatkan lawan untuk mencekik leher dan dapat berakibat fatal bagi atlet pengguna jilbab.
3. 3. Wojdan Shaherkani
Federasi Judo Internasional menyatakan pejudo Arab Saudi, Wojdan Shaherkani, harus bertarung tanpa menggunakan tutup kepala dalam perlombaan di Olimpiade London 2012.
Namun, pihak Arab Saudi memutuskan menarik Wojdan Shaherkani. Pihak Arab Saudi lebih memilih Wojdan Shaherkani dan atlet lari mereka, Sarah Attar, tunduk pada aturan berpakaian agama Islam.
penggunaan jilbab sendiri bertentangan dengan aturan judo yang menyebutkan penggunaan penutup kepala bisa menyebabkan sang atlet itu tertangkap dan mudah dilempar.
Akhirnya saat itu diputuskan bahwa Wojdan Shaherkani akan menggunakan penutup kepala khusus sebagai pengganti jilbab.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM