Alasan Indonesia Mustahil Jadi Runner-up SEA Games 2019, Kurang Atlet?
INDOSPORT.COM - Komandan kontingen (CdM), Harry Warganegara, menjelaskan alasan Indonesia mustahil finis di urutan kedua klasemen perolehan medali SEA Games 2019.
Harry menuturkan bahwa sejak awal memang sulit untuk meraih posisi runner-up. Sebuah target yang dibebankan oleh Presiden RI Joko Widodo saat upacara pelepasan 27 November lalu, berbarengan dengan patokan raihan 60 medali emas.
"SEA Games 2019 ada 530 nomor yang dipertandingkan. Tapi Indonesia hanya ikut 80 persennya. Di sini saja kami sudah tertinggal dengan negara lain yang turun di semua nomor," kata Harry usai penutupan SEA Games 2019, dilansir dari laman Antara.
Harry mengakui kontingen Indonesia awalnya tidak dibebani embel-embel target posisi kedua klasemen akhir, melainkan hanya fokus untuk mengumpulkan jumlah medali semata. Namun, Presiden Jokowi menyampaikan target finis urutan kedua itu dengan estimasi 60 medali emas.
"Target awal kami di urutan keempat dan paling baik urutan ketiga. Tapi saat presiden meminta untuk posisi kedua, kami tetap upayakan. Hasilnya memang cukup bagus namun belum bisa memenuhi target presiden," tambahnya.
Indonesia mampu memenuhi separuh target Presiden Jokowi lewat raihan 72 emas, 84 perak dan 111 perunggu, namun Indonesia berakhir sebagai peringkat keempat klasemen akhir SEA Games 2019 di bawah tuan rumah Filipina (149, 117 & 121) selaku juara umum, Vietnam (98, 85 & 105) dan Thailand (92, 103 & 123).
Target emas dari Menpora Zainudin Amali sebanyak 45 emas dilewati, target CdM dan NOC Indonesia 54 emas bisa di lewati dan target Presiden Jokowi 60 emas juga mampu dilewati. Indonesia sempat bertahan di posisi kedua klasemen sebelum di salip Thailand dan Vietnam.
Untuk itu ia berharap Indonesia ke depan fokus dalam pembinaan cabang olahraga olimpiade yang di dalamnya ada cabang mother of sport seperti negara-negara tetangga demi bisa bersaing di kancah lebih luas.