Indonesia Darurat Covid-19, Karantina Panjang untuk Atlet Jelang Olimpiade 2020
INDOSPORT.COM - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menggelar protokol kesehatan yang ketat bagi atlet, sebelum berangkat ke Olimpiade Tokyo 2020.
Pasalnya, Indonesia saat ini masuk Grup I, yaitu sejumlah negara yang memiliki angka penyebaran Covid-19 sangat tinggi, dan perlu pengawasan ketat sebelum masuk ke Tokyo.
Maka dari itu, NOC Indonesia menetapkan karantina selama 5 hari sebelum para atlet, pelatih, dan official yang berangkat ke Tokyo, digelar terpisah di Jakarta, Bandung dan Bali.
Cabang olahraga panahan, atletik, renang, dan angkat besi akan karantina terpusat di Hotel Fairmont, Jakarta. Sementara rowing di Pengalengan, serta cabor surfing di Bali.
âRenang, angkat besi, dan panahan akan kami karantina di Hotel Fairmont mulai Selasa (besok)," ungkap Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari ke media.
"Untuk rowing dan surfing karena posisinya di luar Jakarta, kami akan mengirim standar karantina mandiri yang harus dipatuhi hingga keberangkatan ke Jepang," lanjut Okto.
"Sedangkan atletik baru masuk karantina pada 20 Juli, karena mereka dijadwalkan berangkat pada 24 Juli,â tambah Okto lagi.
1. Pentingya Protokol Kesehatan
Secara terpisah, Chef de Mission Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Rosan P Roeslani menegaskan pentingnya penerapan protokol kesehatan bagi atlet yang main di Olimpiade.
"Selama masa karantina, atlet juga wajib membatasi interaksi dengan atlet lainnya, baik di hotel atau di arena latihan. Semua wajib taat protokol kesehatan," ujar Rosan.
“Syarat wajib TOCOG (panitia Olimpiade) untuk Swab PCR Test itu pada hari ke-4 dan ke-3, sisanya bisa antigen," tambah Rosan.
"Namun, kami merasa harus meningkatkan proteksi untuk atlet-atlet kami sehingga kami memutuskan untuk melakukan tes PCR tujuh hari berturut-turut jelang keberangkatan."
Sebagai informasi, Indonesia mengirim 28+1 alternated athlete dari delapan cabor ke Olimpiade Tokyo 2020. Khusus 11 atlet dari bulutangkis saat ini sudah berada di Jepang.