Selain Bulutangkis, Media Asing Soroti 2 Atlet Indonesia yang Berpotensi Raih Emas Olimpiade
INDOSPORT.COM – Dua atlet Indonesia ini menjadi sorotan media asing karena berpotensi bisa memenangkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 di luar cabang olahraga bulutangkis.
Indonesia dalam sejaranya telah memenangkan tujuh medali emas Olimpiade, di amana ketujuhnya seluruhnya itu berasal dari cabang olahraga bulutangkis.
Rekor luar biasa ini terbentang sejak bulutangkis pertama kali debut di Olimpiade Barcelona 1992, ketika Alan Budikusuma dan Susy Susanti memenangkan medali di nomor tunggal putra dan putri.
Setelah itu, ada juga Taufik Hidayat yang memenangkan medali emasdi Olimpiade Athena 2004 silam.
Bintang –bintang baru di dunia bulutangkis kini siap bersinar dan diharapkan mampu mengulangi kejayaan para pendahulunya.
Sebut saja Jonatan Christie, Anthony Ginting, dan Gregoria Mariska Tunjung, hingga duo ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Media resmi Olimpiade, Olympics.com, mengklaim bahwa sebenarnya Indonesia tidak boleh hanya terpaku pada cabor bulutangkis saja. Pasalnya, cabor-cabor lainnya juga punya peluang sama didalam mendapatkan emas.
“Semua mata akan tertuju pada Jonatan Christie, Anthony Ginting, dan Gregoria Mariska Tunjung di lapangan bulu tangkis, tetapi Indonesia juga dapat membuat kegemparan di tempat (cabor) lain di Tokyo,” demikian bunyi pernyataan Olympics.com.
Lantas, siapa saja yang dianggap media ini mampu memperpanjang catatan perolehan 32 medali Olimpiade yang dikantongi Indonesia sejauh ini?
Media ini pertama-tama menyebut sosok pelari tercepat di Indonesia. Yakni, Lalu Muhammad Zohri yang dianggap media ini bakal mampu mencetak sejarah dari lintasan lari.
Lalu Zohri muncul sebagai bintang baru di dunia atletik dunia ketika dia meraih kemenangan 100m di Kejuaraan Dunia U-20 di Tampere, Finlandia, pada 2018 silam. Kala itu Zohri mencatat waktu 10,18 detik.
Tiga tahun waktu yang tidak mudah dilalui atlet lari berusia 21 tahun ini, terutama setelah pelatihannya hanya berlangsung singkat dengan persiapan ke Olimpiade yang terganggu oleh pandemi.
Zohri perlahan-lahan bangkit dengan mencatat waktu 10,13 di Kejuaraan Atletik Asia 2019 di nomor 100m. Ini menjadikannya sebagai pelari tercepat di Indonesia yang pernah ada.
Kemudian pada Mei 2019, dia mampu menyamai rekor Justin Gatlin di Grand Prix 2019 di Osaka, Jepang dengan mencatat waktu 10,03 detik di lintasan lari.
Dengan kemampuannya menempus rekor 10 detik, tinggal menunggu waktu apakah Zohri mampu mempersembahkan medali emas pertama untuk Indonesia di nomor atletik.
1. Eko Yuli Irawan - Harapan Emas dari Angkat Besi
Atlet kedua yang disebutkan oleh media Olympics.com ini adalah atlet angkat besi Eko Yuli Riawan. Media ini mengklaim “Irawan dan angkat besi yang bersiap untuk bersinar.”
“12 dari 32 medali Olimpiade Indonesia datang dari angkat besi dan tim ini siap membawa pulang sekali lagi, dipimpin oleh Eko Yuli Irawan yang bersiap-siap menuju Olimpiade keempat berturut-turut,”tulis media ini.
Eko Yuli Irawan berhasil meraih medali di turnamen terakhi, yakni perunggu di Beijing 2008 dan London 2012, perak di Rio2016 setelah duel tak terlupakan melawan Oscar Figueroadari Kolombia dalam kategori -62kg putra.
Atlet angkat besi 32 tahun ini diharapkan mampu menambahkan medali emas , yang mana ini akan menjadi targetnya secara pribadi. Jika berhasil, Eko Yuli Irawan bisa menjadi peraih emas non-bulutangkis pertama dari Indonesia.
Eko Yuli Irawan tidak akan sendirian di dalam mewakili Indonesia di cabor angkat besi kelas berat. Ada Deni yang turun di nomor -67kg, dan atlet wanita Nurul Akmal yang akan turun di nomor +87kg.
Selain itu, jangan lupakan wonderkid Windy Cantika Aisah yang baru-baru ini memenangkan gelar 49kg di Kejuaraan Angkat Besi Dunia Junior 2021 di Tashkent, Uzbekistan.