Seks Bebas Atlet Olimpiade, Ketika Skandal Jadi Tradisi
INDOSPORT.COM - Olimpiade Tokyo 2020 kembali diramaikan dengan isu seks bebas antaratlet, benarkah skandal ini sudah menjadi tradisi di Olimpiade?
Olimpiade Tokyo 2020 yang sempat ditunda setahun akibat pandemi virus corona akan segera digelar mulai 23 Juli hingga 8 Agustus 2021.
Pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 pun langsung menjadi sorotan ketika muncul kabar penggunaan kasur dari kardus demi mencegah terjadinya hubungan seksual di wisma atlet.
Hal tersebut diketahui dari sejumlah cuitan Paul Chelimo selaku atlet lari asal Amerika Serikat di witter yang berkomentar tentang penampakan kasur di wisma atlet.
Kerangka kasur tersebut diketahui terbuat dari tumpukan kardus yang didaur ulang sepanjang 2,1 meter dan cukup kuat menopang beban satu orang.
Kemudian di salah satu bagian sisi atas dan bawahnya dibuat bersekat tinggi. Selain ramah lingkungan, kasur ini juga berguna untuk menghindari adanya hubungan seksual sesama atlet.
Meski begitu, pihak penyelenggara resmi di Jepang menepis anggapan soal kasur 'anti seks' tersebut. Mereka mengklaim bahwa penggunaan bahan kardus merupakan bagian dari kampanye mereka untuk menjadikan Olimpiade Tokyo 2020 sebagai ajang yang ramah lingkungan.
Mereka juga menjelaskan bahwa medali olimpiade terbuat dari sampah elektronik berupa ponsel bekas yang didaur telah ulang dan dipamerkan pada 2019.
Skandal yang Sudah Jadi Tradisi
Seks bebas antaratlet di Olimpiade memang menjadi pembicaraan menarik. Sempat menjadi mitos, perlahan-lahan skandal ini semakin terbongkar setelah satu per satu bukti terkuak.
Ajang Olimpiade kerap digunakan sebagai momen mencari pasangan atau seks bebas. Penyelam berusia 22 tahun asal Brasil, Ingrid Oliveira, pernah tersandung masalah ini bersama dengan pasangannya, Pedro Goncalves.
Pedro Goncalves merupakan atlet kano selama Olimpiade berlangsung. Skandal ini terkuak di Olimpiade 2016 yang digelar di Rio De Janeiro.
Ingrid Oliveira tidak banyak membantah soal hubungannya dengan Pedro. Bahkan ia menyebut seks antaratlet di Olimpiade merupakan hal yang masif dan biasa.
“Orang tidak tahu, namun di Olimpiade hal itu normal. Ada banyak kondom didistribusikan di Olympic Village (Kampung Atlet). Kondom ada di mana-mana termasuk kantin.” katanya pada 2020 Februari 2020 lalu dilansir dari Sun Sport
Setali tiga uang, pernyataan dari Ingrid pun diamini oleh mantan kiper tim nasional Amerika Serikat, Hope Solo. Meski tidak terlibat dalam skandal, namun Solo mengetahui dengan gamblang fakta tersebut.
Bahkan hal itu terjadi empat tahun sebelum skandal Ingrid di Brasil atau pada edisi 2012. Hope Solo membagikan kisahnya tersebut baru-baru ini menjelang Olimpiade Tokyo 2020.
Hope Solo menyebut para atlet mudah akrab satu sama lain karena adanya topik percakapan.
"Tidak seperti di bar, para atlet Olimpiade tidak canggung bercengkrama karena mereka memiliki kesamaan," ujar Hope Solo dikutip dari Daily Star.
"Sehingga sering ditemui hubungan seksual antara para atlet. Saya telah melihat beberapa atlet berhubungan seks di tempat terbuka, entah itu di rerumputan, di antara gedung, mereka santai berhubungan intim," katanya.
Melihat kesaksian dari sejumlah atlet, skandal seks di Olimpiade pun nampak tak lagi menjadi hal tabu yang perlu disembunyikan. Bahkan, bisa dibilang hal ini sudah menjadi tradisi di kalangan atlet.
1. Pro-Kontra
Pihak penyelenggara bahkan sudah lebih dulu 'mendukung' tradisi ini dengan menunjuk penyedia kondom resmi bagi atlet, yakni Okamoto Industries.
Meski begitu, rencana Okamoto Industries menjadi berantakan karena adanya pandemi. Mereka terpaksa menerima kebijakan protokol kesehatan ketat meski akhirnya harus melewatkan kesempatan untuk mengkampanyekan seks aman.
Protokol kesehatan yang ketat membuat para atlet dilarang untuk saling berdekatan satu sama lain alih-alih berjabat tangan, berpelukan, apalagi berhubungan badan.
"Sebelum pandemi kami melihat Olimpiade sebagai tempat yang bagus untuk memajang produk kami. Penting untuk terus menaikkan kesadaran publik soal infeksi menular seksual," papar Kunihiko Okamoto selaku wakil presiden Okamoto Industries.
"Tapi sekarang situasinya berubah. Ada hal yang lebih penting daripada membicarakan pentingnya alat kontrasepsi," sambungnya lagi.
Dalam rangka pencegahan virus HIV dan penyakit AIDS, panitia Olimpiade 2020 sudah selalu membagikan kondom untuk para atlet yang datang. Dan percaya atau tidak, kebiasaan ini sudah dimulai sejak Seoul 1988!
Seks bebas di Olimpiade memang menjadi pro-kontra. Bagi orang luar, hal tersebut dianggap tidak bermoral. Bagaimana mungkin kejuaraan olahraga antarnegara di dunia malah disisipi oleh skandal-skandal seks di antara atlet.
Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa tak ada kebijakan khusus yang sengaja diterapkan untuk mencegah hal semacam ini. Bahkan, menyongsong Olimpiade Tokyo 2020, seorang ahli dari Universitas Meiji di Jepang, Maki Hirayama, mengeluarkan pendapat secara umum jika seks baik untuk para atlet karena bisa meredakan stres.