KOI Ingatkan Pentingnya Psikolog dan Peran KBRI di Paralimpiade 2020
INDOSPORT.COM - Komite Olahraga Indonesia (KOI) atau NOC Indonesia baru-baru ini mengingatkan betapa pentingnya psikolog dan Kedutaan Besar RI di Jepang menjelang Paralimpiade Tokyo 2020.
Komite Olahraga Indonesia atau NOC Indonesia langsung membantu National Paralympic Committee (NPC Indonesia) untuk persiapan Paralimpiade Tokyo 2020.
Pasalnya, NOC Indonesia sudah memiliki pengalaman bagaimana menghadapi riuh Olimpiade Tokyo 2020, apalagi di masa pandemi Covid-19 yang serba terbatas.
Sekjen NOC Indonesia, Ferry J Kono, mengaku terus berkomunikasi secara intensif dengan NPC Indonesia melalui WhatsApp Group yang berisikan NPC Indonesia, KBRI Tokyo, serta perwakilan Kemenpora RI.
"Berdasarkan pengalaman kami, sistem bubble di extraordiary Olimpiade berpotensi membuat tingkat kejenuhan tinggi, mulai dari atlet hingga Tim CdM," ungkap Ferry J. Kono, Senin (23/8/21).
"Menunggu hasil tes saliva setiap hari itu mendebarkan dan bisa memengaruhi kondisi psikologis. Jadi, keberadaan psikolog di sini sangat penting,” lanjut Sekjen KOI tersebut.
“Selain itu, peran KBRI sangat strategis saat memberikan dukungan karena terbatasnya ruang lingkup kami untuk menyiapkan kebutuhan makanan dan hal-hal yang membuat nyaman atlet," tuntasnya.
Dihubungi terpisah, Sekjen NPC Indonesia, Rima Ferdianto, juga mengaku timnya sangat terbantu dengan koordinasi serta masukan yang diberikan oleh NOC Indonesia, terutama atas inisiasi pembentukan WhatsApp Group.
“Kami diberi tips berdasarkan pengalaman NOC Indonesia saat menghadapi Olimpiade. Semua itu sangat berguna bagi kami di Paralimpiade Tpkyo 2020," ucap Rima Ferdianto.
"Selain itu, NOC Indonesia (KOI) juga menjembatani kami dengan KBRI yang sangat membantu perihal transportasi, makanan, obat-obatan dan lain-lain," cetusnya.
1. 24 Jam
Keberadaan psikolog, diakui Rima, menjadi poin yang diperhatikan NPC Indonesia. Pihaknya langsung menyediakan psikolog yang dapat terhubung 24 jam secara daring (online) saat atlet-atlet atau pelatih memerlukan bantuan.
“Tips Pak Ferry akan kami lakukan, mulai dari fisioterapi yang kami masukkan di Desa Atlet guna memaksimalkan recovery, serta psikolog untuk atlet yang butuh motivasi," tuntas Rima Ferdianto.
Perlu diketahui, empat kloter kontingen Indonesia untuk Paralimpiade sudah bertolak ke Tokyo. Kini tersisa satu kloter lagi yang berisikan 11 atlet yang akan bertolak ke Jepang pada Senin (23/8/21).
Ajang Paralimpiade Tokyo 2020 atau pesta olahraga terbesar atlet difabel seluruh dunia, akan berlangsung dari 24 Agustus hingga 5 September mendatang. Total Indonesia mengirimkan total 23 atlet.