Sama dengan Olimpiade Tokyo, Rusia Gunakan Nama Berbeda di Paralimpiade
INDOSPORT.COM – Setelah Olimpiade Tokyo, Rusia juga akan mengikuti ajang Paralimpiade Tokyo yang digelar mulai 1-5 September 2021 dengan memakai identitas berbeda.
Sebelumnya, Rusia terpaksa mengirimkan 335 atletnya ke Olimpiade Tokyo dengan menggunakan identitas Komite Olimpiade Rusia (ROC).
ROC menyudahi Olimpiade Tokyo dengan menduduki peringkat kelima di daftar perolehan medali terbanyak, dengan 20 emas, 28 perak dan 23 perunggu.
Penggunaan identitas ROC diketahui menjadi bagian dari dampak hukuman dua tahun yang diterima Rusia karena kasus doping yang terjadi 2015 silam.
Imbasnya, Rusia pun secara resmi dilarang dari pesta olahraga empat tahunan tersebut. Pelarangan Rusia ke Olimpiade ini hanya berlaku untuk nama, bendera dan lagu kebangsaan namun tetap diperbolehkan mengirimkan wakilnya.
Sanksi ini rupanya berlaku untuk seluruh wakil Rusia yang akan berkompetisi di Paralimpiade Tokyo. Negara ini nantinya akan memakai identitas Russian Paralympic Committee (RPC).
Menurut Badminton_Talk di akun Twitter, ketika atlet RPC meraih medali emas di Paralimpiade Tokyo nanti akan diputar Tchaikovsky Piano Concerto No. 1 di acara penghargaan, alih-alih lagu kebangsaan Rusia.
Dilansir dari TASS, Rusia melalui RPC mengirimkan sebanyak 242 atlet yang dikabarkan sudah tiba di Kampung Atler Paralimpiade Tokyo pada Jumat (20/08/21) pekan lalu.
Sementara total seluruh delegasi RPC yang mengikuti Paralimpiade Tokyo ini termasuk atlet, pelatih dan staf pendukung adalah 432 orang.
Atlet paralympiade terpilih dari Rusia nantinya akan memperebutkan medali di 19 dari 22 kompetisi olahraga yang dimasukkan ke dalam Paralimpiade.
1. Bagaimana Status Negara Lain?
Selain Rusia, sejumlah negara lain juga akan menggunakan identitas berbeda di Paralimpiade Tokyo seperti Taiwan, Hong Kong, dan tim Atlet Pengungsi.
Untuk Taiwan, negara ini akan menggunakan logo bendera bertema Olimpiade alih-alih bendera negara itu sendiri karena penggunaan nama ‘Chinese Taipei’ masih dianggap kontroversi sampai saat ini.
Setelah 40 tahun lamanya dipaksa menggunakan identitas ‘Chinese Taipei’, atlet-atlet Taiwan untuk pertama kalinya sejak Olimpiade Tokyo 2020 ingin melepaskan belenggu identitas ini pada acara olahraga internasional.
Untuk tim Atlet Pengungsi, mereka akan menggunakan identitas Refugee Paralympic Team (RPT). Nantinya, lagu kebangsaan mereka adalah Hymne de l’Avenir alias Paralympic Anthem.
Sementara itu, Selain itu, ada 2 tim yang tidak ikut di Paralimpiade, yaitu Makau dan Kepulauan Faroe. Pasalnya, Mereka terbentur perubahan aturan di Olympic Charter di mana hanya negara berdaulat saja yang boleh bergabung dengan IOC.
Hong Kong sebenarnya juga tidak memenuhi syarat, tetapi mereka tetap ikut karena sudah bergabung ke IOC sebelum perubahan tersebut dilakukan.