Tak Mustahil, Para Atlet Ini Tampil di Olimpiade dan Juga Paralimpiade
INDOSPORT.COM - Olimpaide dan Paralimpiade, dua ajang ini memang berjalan beriringan, meski pertama kali dihelat pada waktu yang berbeda.
Olimpiade pertama diadakan pada tahun 1896, sedangkan Paralimpiade baru dimulai pada tahun 1960.
Olimpiade dihelat setiap empat tahun sekali di Olympia, yang berlokasi di Semenanjung Peloponnese Barat dan bertujuan untuk menghormati dewa Zeus.
Baru pada tahun 1896 di Athena, Olimpiade mulai memasuki masa-masa modern, menampilkan 280 peserta dari 12 negara, bersaing dalam 43 events.
Lalu sejak tahun tahun 1994, Olimpiade Musim Panas dan Musim Dingin diselenggarakan secara terpisah dan berganti-ganti setiap dua tahun sekali.
Sementara itu, sejarah Paralimpiade bermula pada 29 Juli 1948, tepatnya saat hari pembukaan Olimpiade London.
Seorang pria bernama Dr. Ludwig Guttmann menyelenggarakan kompetisi pertama untuk atlet kursi roda yang ia beri nama Stoke Mandeville Games.
Stoke Mandeville Games inilah yang kemudian berkembang menjadi Paralimpiade, yang event perdananya digelar di Roma, Italia, pada tahun 1960, menampilkan 400 atlet dari 23 negara. Sejak itu, ajang ini digelar setiap empat tahun sekali.
Selama perhelatannya, tidak banyak atlet yang diketahui pernah berlaga di Olimpiade dan Paralimpiade. Apalagi, jika mengingat dua gelaran ini pada dasarnya adalah event olahraga yang berbeda.
Namun meski begitu, sejarah mencatat ada beberapa peserta yang pernah merasakan berkompetisi di Olimpiade dan Paralimpiade, yang bukan tidak mungkin terjadi. Siapa saja?
Pal Szekeres (Hungaria)
Atlet anggar yang satu ini mengantongi satu medali perunggu Olimpiade dan enam perunggu di Paralimpiade.
Satu-satunya medali Olimpiade yang berhasil diraihnya tersebut berasal dari gelaran di Seoul 1988. Akan tetapi, saat tengah mempersiapkan untuk edisi selanjutnya, Szekeres mengalami kecelakaan bus pada 1991.
Harus menggunakan kursi roda ternyata tidak membunuh semangat Szekeres untuk terus meniti karier di dunia olahraga. Ia terus berlatih hingga akhirnya bisa berpartisipasi di Paralimpiade Barcelona 1992.
1. Siapa Lagi?
Pepo Puch (Austria)
Seorang equestrian yang berlaga di Olimpiade Athena 2004. Akan tetapi, sebuah kecelakaan berkuda membuatnya mengalami paraplegia.
Ia kemudian memilih untuk berlatih kembali sebagai pengendara dressage di Paralimpiade. Di ajang inilah Puch pada akhirnya berhasil meraih medali.
Ia memenangkan dua medali emas, satu perak, dan satu perunggu di Paralimpiade London 2012 dan Rio 2016. Di Tokyo 2020, ia baru saja memenangkan perak untuk kategori individu.
Ilke Wyludda (Jerman)
Atlet lempar cakram ini pernah berpartisipasi di Olimpiade Barcelona 1992, Atlanta1996, dan Sydney 2000. Dalam perjalanannya, ia juga pernah memenangkan medali emas.
Akan tetapi, perjuangannya sempat terhenti setelah kakinya diamputasi karena sepsis pada tahun 2011. Setelah itu, ia pun mulai berlatih di kategori para sport dan berpartisipasi di Paralimpiade London 2012.
Marla Runyan (Amerika Serikat)
Merupakan atlet pertama yang bisa berkompetisi di atletik Olimpiade meski dengan kondisinya yang tidak bisa melihat.
Di ajang Paralimpiade sendiri, ia telah meraih lima medali emas dan satu perak yang diraih di edisi 1992 dan 1996. Barulah pada 2000 dan 2004 ia turut berkompetisi di Olimpiade.
Paola Fantato (Italia)
Atlet panahan yang menciptakan sejarah sebagai peserta yang mengikuti Olimpiade dan Paralimpiade pada tahun yang sama, tepatnya di Atlanta 1996.
Fantato adalah penyintas polio dan lumpuh saat usianya delapan tahun. Ia telah menggunakan kursi roda sejak itu.
Namun prestasinya di Paralimpiade tentu tidak main-main. Sepanjang kariernya, ia telah memenangkan lima medali emas, satu perak, dan dua perunggu.