Dhinda Salsabila, Atlet Cantik di PON XX Ini Nyaris Jadi Penyanyi
INDOSPORT.COM - Nama Dhinda Salsabila kini mendadak viral di jagat maya. Atlet sepatu roda cantik yang memperkuat kontingen Papua di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX itu tak hanya bermodal tampang, tapi prestasinya juga terbilang moncer.
Rupanya, Dhinda tak hanya sekadar mahir di lintasan sepatu roda. Atlet sepatu roda berusia 18 tahun ini juga jago dalam urusan olah vocal.
Bakat terpendamnya itu terlihat dari sebuah video di instastory-nya yang merekam dirinya saat menyanyikan sebuah lagu berbahasa Inggris. Suara nyanyian Dhinda itu begitu merdu, mirip dengan karakter vocalnya si Fathin Sidqia.
Bakat nyanyi yang dimiliki Dhinda itu rupanya menular dari sang Ibu. Bahkan, Ibunya sempat mendorongnya untuk menjadi penyanyi. Hanya saja, Dhinda lebih tertarik dengan olahraga sepatu roda.
"Aku nggak pernah les vocal atau apapun, menurut aku sih hanya suara penyanyi kamar mandi, basic-nya mungkin karena mama saya bisa nyanyi dan dari kecil aku memang suka sama musik. Tapi baru baru sekarang aku mau nyanyi gitu di depan orang banyak. Jujur mama pengennya aku jadi penyanyi, tapi karena aku udah jatuh cinta sama olahraga sepatu roda ya aku difokusin ke sini," kata Dhinda Salsabila kepada awak media olahraga INDOSPORT.COM, Selasa (05/10/21).
1. Mendadak Viral
Ketika pertama kali di wawancara oleh awak media olahraga INDOSPORT.COM, pengikutnya di media sosial Instagram baru sekitar 2.000 lebih. Pengikutnya mendadak membengkak menembus 34 ribu, karena performanya yang memukau bersama tim sepatu roda Papua di PON XX.
Dhinda sukses mempersembahkan 1 medali emas nomor Individual Time Trial (ITT) 200 meter putri, 1 medali perak ITT 500 meter putri dan ikut berandil menyumbangkan 1 medali perunggu di nomor Team Time Trial (TTT) 10.000 meter putri.
Meskipun gagal memenuhi target 2 medali emas, namun Dhinda tetap merasa bersyukur bisa mempersembahkan medali untuk Papua.
"Alhamdulillah, kalau diitanya puas pasti saya puas dan saya harus bersyukur dengan hasilnya," kata Dhinda.
Dara kelahiran Pekanbaru, 11 Agustus 2003 itu mengaku sempat mendapatkan tantangan berat saat tampil di dua nomor sulit yang dilombakan di Jalan Holtekamp, nomor maraton 42 km dan TTT 10 km.
Di nomor terakhir, Dhinda bahkan harus dilarikan dengan tandu oleh tim medis karena tak sadarkan diri.
"Kemarin menjadi minggu-minggu yang berat banget buat aku dan tim pastinya. Karena setiap hari ada nomor lomba dan kita harus siapin fisik yang prima dan strategi yang matang. Saya sempat overhit (kepanasan) karena sudah berjuang maksimal banget. Lintasannya (Jalan Holtekamp) oke aja sih, tapi mungkin lebih ke cuacanya yang panasnya ekstrim banget sampai menusuk ke kulit, mungkin itu yang buat tenaga aku terkuras," tutur Dhinda.