Banyak 'Spiderman', Indonesia jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Panjat Tebing
INDOSPORT.COM - Banyak talenta panjat tebing alias 'Spiderman', Indonesia resmi ditunjuk sebagai tuan rumah International Federation of Sport Climbing World Cup 2022.
Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) baru saja menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2021 pada 9-10 Desember 2021.
Ketua Umum FPTI, Yenny Wahid berharap setelah ini olahraga panjat tebing semakin populer, bertepatan dengan ajang panjat tebing kelas dunia, IFSC World Cup 2022.
"FPTI berkomitmen untuk memajukan panjat tebing Indonesia dan lebih mengenalkannya kepada masyarakat, apalagi tahun depan kami jadi tuan rumah IFSC World Cup 2022."
Seperti ajang olahraga lainnya, IFSC World Cup 2022 juga akan digelar di Bali, sebagai momentum kebangkitan bangsa dari krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
"Selain menjadi hajat besar kami, IFSC juga saya harap bisa menjadi simbol momentum kebangkitan dari krisis yang berlangsung akibat Pandemi Covid-19," lanjut Yenny.
Selama pandemi Covid-19, panjat tebing Indonesia masih tetap menorehkan prestasi. Misalnya Rahmad Adi Mulyono, pemenang IFSC Connected Speed Knockout 2020.
"Meski pandemi, kita tetap ikuti kompetisi internasional. Tahu 2021 lebih banyak lagi. Mulai dari seri World Cup IFSC di Salt Lake City dan Villar, dua-duanya kita menang."
"Di Salt Lake City lebih keren lagi, karena dikuasai atlet Indonesia, semua pecah rekor. Ukurannya memang medali, tapi lebih jauh dari itu, kita berhasil pecahkan rekor dunia."
Pada World Cup di Salt Lake City, pemanjat Indonesia, Veddriq Leonardo pun melawan rekan senegara, Kiromal Katibin, mencatat rekor tercepat, 5,208 detik di partai final.
Catatan waktu ini sekaligus menjadi rekor baru, setelah sebelumnya dipecahkan oleh Kiromal Katibin di babak kualifikasi World Cup ISFC Salt Lake City dengan 5,258 detik.
1. PR Federasi Panjat Tebing Indonesia
Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) akan melakukan sejumlah program untuk meraih prestasi lebih banyak lagi di IFSC World Cup 2022 yang akan digelar di Bali.
Pasalnya, saat ini di Indonesia sangat minim fasilitas panjat tebing yang tersertifikasi dan memenuhi standar internasional. Padahal, hal ini memiliki dampak yang signifikan.
Seperti satu atlet yang berhasil mencetak rekor dunia di PON Papua 2020, namun ia tidak mendapatkan penghargaan karena fasilitas kompetisi tidak memenuhi standar.
Ketua Panitia Rakernas FPTI 2021, Dadang, berjanji akan membenahi kekurangan yang ada, agar para 'Spiderman' panjat tebing Indonesia bisa diakui di kancah dunia.
"Kami sangat lemah dalam pembinaan dan standarisasi fasilitas panjat tebing, jadi kami fokus membenahi itu, demi pemerataan dan juga demi prestasi di masa depan," ujarnya.
Selain itu, demi lebih mengenalkan panjat tebing kepada publik, FPTI juga melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak untuk membangun small climbing di area vital yang menjadi titik kumpul masyarakat.