Fenomena Unik: Sepak Terjang Negara Tropis di Olimpiade Musim Dingin
INDOSPORT.COM - Olimpiade Beijing 2022 hanya tinggal menghitung hari. Perhelatan multi-sport musim dingin tersebat akan dibuka pada 4 Februari ini.
Para atlet yang akan berkompetisi pun dilaporkan sudah mendarat di daratan China. Saat ini mereka pun tengah mempersiapkan diri menghadapi event akbar empat tahunan ini.
Jelang perhelatannya, Olimpiade Beijing 2022 sempat mengalami banyak isu termasuk aksi boikot diplomatik yang dilakukan oleh sejumlah negara peserta. Belum lagi, kekhawatiran soal penyebaran Covid-19.
Meski begitu, agenda event masih tetap berlanjut hingga sampai ke titik ini. Olimpiade Beijing 2022 sendiri nantinya akan digelar di tiga zona yakni Beijing, Yanqing, dan Zhangjiakou.
Seperti diketahui, Beijing 2022 merupakan gelaran olimpiade musim dingin yang juga digelar empat tahun sekali seperti musim panas.
Jika bicara soal olimpiade musim dingin, hal pertama yang terlintas di kepala pastilah ajang olahraga yang ditemani iklim dingin dan salju.
Dengan bayangan tersebut, rasa-rasanya akan timbul pertanyaan apakah negara-negara tropis juga bisa berpartisipasi di olimpiade musim dingin? Jawabannya tentu bisa.
Pasalnya, tidak ada aturan yang melarang negara-negara tropis, subtropis, atau beriklim hangat ikut berkompetisi di cabang olahraga musim dingin.
Hal ini pun menjadi fenomena unik mengingat letak geografis mereka yang pastinya tidak mendukung adanya olahraga-olahraga musim dingin, bahkan yang harus digelar dalam keadaan bersalju atau diselimuti es.
Nah, kira-kira seperti apa fenomena negara-negara tropis yang mengikuti olimpiade musim dingin? Sejarah punya catatannya.
1. Negara Tropis Maupun Hangat di Olimpiade Musim Dingin?
Perbedaan iklim memang masalah, namun bukan berarti juga penghalang. Hanya saja, berdasarkan sejarah, sayangnya belum ada negara tropis yang berhasil memenangkan medali olimpiade musim dingin.
Namun jika dilihat dari catatan, beberapa tim yang terkenal dengan partisipasinya di olimpiade musim dingin meski berbeda iklim adalah Jamaika, Filipina, Kosta Rika, Puerto Rico, dan masih banyak lagi.
Jamaika sendiri cukup punya nama di olimpiade musim dingin dengan tim bobsleigh putranya yang pertama kali debut di Kanada 1988. Berasal dari negara tropis, label underdog pun jadi melekat pada mereka.
Meski begitu, Jamaika terus menampilkan eksistensinya di olahraga musim dingin dengan kembali berkompetisi di Olimpiade 1992, 1994, 1998, 2002, dan 2014.
Selain itu, kisah menarik lainnya datang dari Ethiopia dan Madagascar yang debut di Olimpiade 2006 di Turin, Italia. Kemudian, sejumlah negara peserta beriklim tropis maupun hangat pun terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Sebagai informasi, untuk wilayah Asia sendiri, negara yang diketahui pernah berpartisipasi di olimpiade musim dingin adalah Timor Leste, Singapura, Filipina, Fiji, Guam, Tonga, American Samoa, Malaysia, Hong Kong, dan Thailand.
Kemudian, pertanyaan selanjutnya, cabor apa saja yang banyak diikuti oleh negara-negara ini? Tentu jawabannya bermacam-macam, namun ada dua yang terbilang cukup populer, yakni alpine skiing dan bobsleigh.
Para atlet dari negara tropis maupun subtropis ini biasanya menjalani latihan di tempat yang tentunya menunjang aktivitas olahraga musim dingin.
Contohnya, atlet alpine skiing asal India bernama Mohammad Arif Khan yang akan berkompetisi di Olimpiade Beijing 2022, menjalani latihannya di Innsbruck, Austria.
Begitu pula rekan-rekannya sesama atlet yang tidak punya tempat pas untuk berlatih di negaranya. Mereka harus mencari venue tersendiri yang identik dengan es serta salju.
Keberadaan negara-negara beriklim tropis di olimpiade musim dingin memang bak anomali unik yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton.
Kini, publik tentu masih menanti para atlet hebat dari negara-negara tropis untuk meraih medali. Mereka mendobrak situasi dengan semangat yang tidak kalah hebat dari peserta yang sudah terbiasa dengan musim dingin di negaranya.