Tragedi Berdarah Olimpiade Munchen 1972, Pembantaian 11 Orang Israel Termasuk Para Atlet
INDOSPORT.COM - Olimpiade Munchen 1972 masih menyisakan duka mendalam bagi dunia olahraga sampai detik ini, akibat tragedi berdarah yang dikenal dengan sebutan Munich Massacre.
Gelaran Olimpade yang biasanya digelar dengan gegap gempita ternyata tidak selamanya menyimpan kenangan indah.
Tidak berbeda jauh dengan sepak bola yang memiliki Tragedi Hillsborough, Heysel, dan lainnya, ajang Olimpiade juga menelan korban 50 tahun lalu di Munchen, yang saat itu masih jadi wilayah Jerman Barat.
Dikenal dengan istilah Munich Massacre dalam bahasa Inggris, insiden ini menewaskan 11 aggota tim Israel di tempat menginap mereka di area Olympic Village.
Area Olympic Village, tempat yang seharusnya menjadi sarana peristirahatan para atlet dari kepenatan dan kelelahan selama kompetisi, justru berubah jadi TKP pembunuhan oleh sekelompok teroris bersenjata.
Adalah Black September yang disebut-sebut sebagai kelompok asal Palestina, yang menerobos masuk dan menyandera 11 orang Israel termasuk para atlet, pelatih, dan ofisial tim.
Dua di antaranya dibunuh terlebih dahulu karena melawan, sementara sembilan lainnya tewas dalam misi penyelamatan otoritas Jerman.
Kejadian bermula pada 5 September 1972, sebelum subuh grup Black September yang disebut-sebut berjumlah delapan orang menyelinap masuk ke area Olympic Village.
Setelah masuk, mereka mencuri kunci apartemen yang ditinggali oleh para atlet dan anggota tim dari Israel.
Seorang wasit gulat bernama Yossef Gutfreund adalah orang pertama yang mengetahui penerobosan tersebut dan mencoba menghalau para teroris, sembari membangunkan orang-orang yang ada di apartemen.
1. Disandera hingga Tewas
Lalu ada pula pelatih gulat Israel, Moshe Weinberg, yang sempat dipaksa menunjukkan jalan kepada penerobos untuk menemukan calon sanderanya.
Ia ditembak karena mencoba melawan. Nasib serupa juga terjadi pada Yossef Romano, lifter Libya kelahiran Israel, yang sempat menyerang untuk membebaskan diri.
Para teroris kemudian memiliki sembilan sandera yang terdiri dari atlet dan anggota kontingen Israel, termasuk Yossef Gutfreund.
Mereka adalah wasit weightlifting, Yakov Springer; pelatih tembak, Kehat Shorr; pelatih anggar, Andre Spitzer; pelatih atletik, Amitzur Shapira.
Selain itu ada dua atlet gulat, Eliezer Halfin dan Mark Slavin; serta dua lifter, David Berger dan Ze'ev Friedman.
Sementara itu, sejumlah penghuni apartemen yang diserang ada yang berhasil menyelamatkan diri termasuk dua dokter tim, dengan bersembunyi lalu mencari waktu yang tempat untuk kabur.
Di sisi lain, atlet dan anggota tim Uruguay serta Hong Kong yang kebetulan berbagi tempat tinggal dengan kontingen Israel, dibebaskan tanpa dilukai.
Sembilan sandera yang tersisa, kemudian tewas saat operasi penyelamatan yang dilakukan otoritas terkait. Beberapa di antaranya tewas usai helikopter yang mereka tumpangi dilempar granat, sisanya ditembak.
Selain atlet dan anggota tim Israel, insiden Olimpiade Munchen 1972 juga menelan korban dari pihak kepolisian Jerman Barat, Anton Fliegerbauer.
Ia tertembak saat sedang bertugas bersama unitnya di bandara Furstenfeldbruck. Sayang, usahanya menyelamatkan sandera gagal dan justru kehilangan nyawanya.
2. Peringatan 50 Tahun
Baru saja, digelar peringatan 50 tahun Munich Massacre Olimpiade Munchen 1972, yang turut dihadiri Presiden Jerman saat ini, Frank-Walter Steinmeier.
Dalam pernyataannya, ia sangat menyesalkan tragedi kemanusiaan tersebut, yang seharusnya tidak boleh terjadi di ajang multi-event olahraga maupun di mana pun di muka bumi ini.
Apalagi, Olimpiade adalah tempat berkumpulnya atlet-atlet terbaik dari seluruh penjuru dunia, yang berkompetisi dengan menjunjung nilai-nilai positif seperti kerja keras, persahabatan, dan sportivitas.
Namun sayangnya hal-hal apik tersebut justru ternoda oleh aksi segelintir oknum tidak bertanggung jawab nan keji, yang tega menghilangkan nyawa orang lain dengan mudahnya.
Meski insiden pembunuhan atlet di Olimpiade Munchen 1972 tidak terjadi semasa pemerintahannya, Frank-Walter Steinmeier tetap meminta maaf atas nama negaranya, Jerman, yang gagal sebagai tuan rumah.
“Saya malu. Sebagai kepala negara dan atas nama Republik Federal Jerman saya meminta maaf atas perlindungan yang tidak maksimal kepada para atlet,” ucapnya seperti diwartakan Reuters.
“Kami juga harus bertanggung jawab sebagai tuan rumah yang tidak bisa mencegah hal yang harusnya bisa dicegah,” tambahnya lagi.
Setelah insiden ini, IOC pada akhirnya menggelar moment of silence secara resmi di event Olimpiade, sesuai permintaan keluarga korban.
Hanya saja, keputusan tersebut diambil baru-baru ini setelah penantian panjang keluarga selama bertahun-tahun.
Moment of silence untuk para atlet yang tewas di Munchen 1972 digelar saat upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 tahun lalu.