Kontingen Indonesia yang berkekuatan 70 atlet tersebut berhasil menempati peringkat kesembilan dengan meraih sembilan medali emas, 11 medali perak, dan 18 medali perunggu.
Sembilan medali emas yang direbut atlet Indonesia berasal dari cabang olahraga bulu tangkis (empat), renang (tiga), dan tenis meja (dua) di ajang Paragames
Padahal, target yang dicanangkan Indonesia sebelum berlaga pada pesta olahraga multicabang antarnegara Asia untuk atlet difabel ini adalah menembus peringkat 10 besar dengan meraih tujuh medali emas.
Bahkan, dua perenang Indonesia yaitu Mulyana dan Melianus Marinus Yowei berhasil memecahkan rekor dunia dan Asia.
Sementara itu Melinus Yowei yang turun di nomor 100 meter gaya punggung kelompok SB13 berhasil menyentuh garis finis dengan catatan waktu 1:17,43 menit, sedangkan rekor Asia atas nama perenang Jaranding Julius Anak dari Malaysia yaitu 1:19.73.
Di cabang bulu tangkis empat medali emas tersebut direbut Fredy Setiawan di nomor tunggal putra kelompok SL4, Ukun Rukaendi di kelompok SL3, ganda campuran pasangan Hery Susanto/Ukun Rukaendi di kelompok SL3-4, dan ganda campuran atas nama Fredy Setaiawan Leani Ratri.
Pada Asian Paragames 2014 ini, Indonesia mengikuti delapan cabang olahraga yaitu atletik, bulu tangkis, renang, panahan, tenis lapangan, angkat berat, tenis meja, dan ten pin boling.
Ketua Umum Pengurus Pusat National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Senny Mabun mengaku bersyukur Indonesia bisa memenuhi target bahkan melampaui target. "Latihan atlet selama menjalani pelatnas di Solo membuahkan hasil di sini," katanya.
Pada acara penutupan di Stadion Munhak Incheon ini juga diserahkan bendera Asian Paragames kepada Indonesia yang diterima oleh Deputi bidang olahraga Kementrian Pemuda dan Olahraga Joko Pekik mengingat Indonesia bakal menjadi tuan rumah Asian Paragames 2018.