Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atau yang dikenal dengan sebutan Ahok, menghadiri kompetisi skateboard bertajuk Kalijodo Clash yang berlangsung Minggu (26/03/17). Dalam sambutannya, Ahok berharap Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo bisa melahirkan juara dunia skateboard.
"Saya berharap anak-anak bisa menjadi juara dunia. Saya mau anak-anak latihan terus di sini. Kita juga akan bikin satu lagi seperti ini (RPTRA Kalijodo) di Simatupang. Sehingga di (Jakarta) Utara ada satu di (Jakarta) Selatan ada satu," kata Ahok dalam sambutannya di acara tersebut, seperti dilansir Detik.
Berangkat dari sini, para calon juara dunia skateboard dari Jakarta ini bisa mengambil sepetik kisah hidup dari Jay Adams, atlet skateboard revolusioner Amerika Serikat. Adams yang sedari kecil akrab dengan surfing, mulai beralih ke olahraga skateboard bersama teman-temannya di Santa Monica, California.
Bersama Tony Alva dan Stacy Peralta, Adams memanfaatkan kolam renang kosong di lingkungan sekitarnya, Dogtown, untuk bermain skateboard pada tahun 1960-an. Selama dua tahun, mereka bereksperimen dan menciptakan pakem untuk skateboard vertikal.
Dikutip dari New York Times, Adams adalah figur yang revolusioner di mata para atlet skateboard. Ia lahir di era skateboard masih dianggap sebagai aktivitas kekanakan. Bersama teman-temannya yang bergabung dalam Z-Boys, mereka menambahkan agresi dari gaya berselancar, kelakuan radikal, dan kreativitas ke dalam permainan skateboard. Hingga akhirnya, gaya permainan mereka bisa mempopulerkan skateboard dan membangun jalan untuk atlet ternama generasi berikutnya seperti Tony Hawk.
"Dia bermain skateboard dengan agresi, bakat, dan mengabaikan apa yang orang lain lakukan," ujar salah satu rekannya, Skip Engblom, dalam obituari Adams di LA Times. Adams meninggal dunia pada 15 Agustus 2014 dalam usia 53 tahun karena serangan jantung. Namanya pun telah diabadikan dalam Hall of Fame Skateboarding.
Di antara personel Z-Boys, Peralta menjadi orang pertama yang menjadi skater profesional dan menyatukannya ke dunia bisnis. Ia mempopulerkan video skateboard dan mengumpulkan bintang-bintang skater dalam "Tim Impian". Saat mereka melakukan tur, per tahun mereka bisa menghasilkan Rp1,3 hingga Rp3,3 miliar dari keuntungannya.
Di puncak kepopuleran dengan skateboardnya, Alva memutuskan untuk beralih ke dunia musik dan Peralta menjadi sutradara. Namun James tak tertarik untuk meraih kepopuleran lebih dan memilih untuk bermain skateboard. Peralta pun akhirnya membuat film dokumenter tentang dunia skateboard yang bertajuk Dogtown and Z-Boys pada 2001. Empat tahun berselang, kisah perjuangan mereka pun dibuatkan filmnya, berjudul Lord of Dogtown.
Dari penggalan kisah Adams, siapa pun bisa menjadi juara dunia, termasuk dalam olahraga skateboard. Ia yang bermain tanpa peralatan dan arena mewah, mampu mengubah nasibnya dan bahkan pakem permainan skateboard itu sendiri. Maka, harapan untuk memunculkan juara-juara dunia baru dari Kalijodo, bukan hanya sekadar mimpi.