Penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia bola basket FIBA 2023 membawa angin segar. Target Indonesia selanjutnya adalah menggelar pesta olahraga dunia atau Olimpiade.
Indonesia bersama Filipina dan Jepang akan menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia FIBA 2023. Ketiga negara tersebut mengungguli dua pesaing lainnya, Argentina dan Uruguay.
Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC), Erick Thohir menuturkan Indonesia bakal terus bekerja keras untuk menggelar perhelatan internasional. Pada tahun ini, Indonesia bakal melangsungkan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Meskipun Piala Dunia FIBA masih berlangsung enam tahun lagi, Erick optimistis venue-venue Asian Games dapat terawat sehingga masih dapat digunakan untuk event-event selanjutnya. Terlebih, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu memiliki mimpi Indonesia menjadi tuan rumah olimpiade.
“Setelah Asian Games mau apa? Venue-venue diapain? Tetapi kita berharap ada olahraga lain. Sesuai pesan dari presiden, habis Asian Games 2018, siapa tahu bisa Olimpiade. Semua ini perlu tidak hanya infrastruktur, tapi juga prestasi olahraga,” ujar Erick.
- Gelar Asian Games, INASGOC Ingin Ekonomi Tumbuh dan Fasilitas Tidak Terbengkalai
- (GALERI FOTO) Laporan Akhir Tahun INASGOC Jelang Asian Games 2018
- (GALERI FOTO) Test Event Asian Games 2018 Cabang Aquatic
- Tak Main-Main, Ini Target Indonesia di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang
- Lebih Dekat dengan MoMo, Nama Baru Maskot Asian Para Games 2018
Erick menuturkan, Indonesia tidak main-main setelah memenangkan pengundian tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023. Pria berusia 47 tahun tersebut enggan melihat Tim Nasional (Timnas) bola basket Indonesia menjadi bulan-bulanan lawan yang levelnya berada di atas.
"Jadi untuk Piala Dunia FIBA 2023, kita akan bentuk konsorsium tiga negara (Indonesia, Jepang, dan Filipina). Waktunya memang masih enam tahun, tapi akan ada meeting pada awal tahun depan, dan itu domain Perbasi, karena saya akan urus dulu Asian Games," papar Erick.
"Catatan FIBA yang terpenting timnas kita harus di-upgrade, karena tidak mungkin kejuaraan dunia kita kalah 110-20 misalnya. Itulah challenge kita. Indonesia harus membangun tim yang kompetitif dari 2018-2021, kita evaluasi, dan 2022 sudah matang," tutupnya.