INDOSPORT.COM - Partai final Pencak Silat nomor tarung putra kelas E: 65-70kg, antara atlet Indonesia, Komang Harik Adi Putra dan atlet Malaysia, Mohammad Al Jufferi Jamari, menuai akhir yang kontroversial. Di akhir laga, Jamar melakukan protes keras terhadap kepemimpinan wasit di pertandingan.
Pertandingan tersebut, berakhir dengan kemenangan untuk Komang, yang mempersembahkan medali emas ke-17 bagi Indonesia, dengan skor akhir 4-1 atas Jamari. Bagaimanapun, usai pertandingan, Jamari langsung meninggalkan arena pertarungan, tidak dengan lapang dada.
"Tadi dia keluar hanya mengacungkan jempol saja. Lalu, saat berada di dalam, terdapat suara marah-marah dari atlet dan official," ujar Putra Tegar, salah satu dancer yang mengisi acara, sekaligus saksi kejadian tersebut saat ditemui INDOSPORT di lokasi Padepokan Pencak Silat, TMII.
"Kemudian terdengar suara lain, ternyata ia memukul dan menendang papan di dalam hingga terbelah dua," tambahnya.
Jamari merupakan kandidat terkuat untuk medali emas di nomor tarung putra kelas E. Atlet berusia 26 tahun ini pernah menjadi juara dunia di kelas yang sama pada tahun 2016 lalu di Denpasar, Bali, Indonesia, dan memenangkan empat medali emas SEA Games di tahun 2011, 2013, 2015 dan 2017 lalu.
Ikuti terus berita seputar sepak bola internasional dan Asian Games 2018, hanya di INDOSPORT.COM.