Kisah Aditya Bagus Arfan, Pecatur Cilik Peraih Gelar Asian Master
Eka menyebut jika bakat luar biasa anaknya dalam menjalankan bidak catur telah terlihat sejak usia balita. Meskipun kedua orangtua tak memiliki latar belakang sebagai seorang pecatur, namun Adit justru memilih untuk menekuni olahraga yang membutuhkan ketajaman otak tersebut.
“Pada usia 4,5 tahun dia sudah mengenal dunia catur, tanpa kesengajaan bukan saya yang mengajarkan dia. Pada saat usia itu dia sempat pulang ke kampung dan melihat orang bermain catur dia ingin bermain dan akhirnya bermain, tapi mainnya asal-asalan saat itu,” ujar Eka sat dihubungi INDOSPORT.
Melihat bakat luar biasa sang anak, Eka pun tanpa ragu memutuskan untuk memasukkan Adit ke sekolah catur milik Grand Master Indonesia, Utut Adianto. Benar saja, bakat Adit yang saat itu masih berusia di bawah 5 tahun dalam dunia catur semakin terasah.
“Dia bermain dengan kakeknya, padahal saat itu belum bisa baca dan tulis, saya kaget dia bisa bermain catur, lalu saya memutuskan untuk memasukkan dia ke sekolah catur Utut Adianto, tiga bulan belajar di sana, bermain lagi lawan kakeknya, ternyata kakeknya kalah telak bahkan tak dikasih kesempatan bergerak,” tambah Eka.
Meski masih anak-anak, Aditya memang sangat mencintai dunia catur yang sudah digelutinya sejak 5 tahun silam itu. Eka pun sangat mendukung bakat anaknya tersebut dan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar Adit mampu terus membawa nama Indonesia di turnamen catur internasional.
“Setiap kali berangkat turnamen saya berusaha untuk mengajukan proposal kepada sponsor untuk membiayai keberangkatan, untuk turnamen di Thailand kemarin, Adit dapat sponsor dari PT LEN Industry, salah atu perusahaan industri di Bandung, saya juga membuat hashtag #Temen Aditya, bantuan donatur dari masjid Al Furqon Harapan Indah, sponsor, tabungan, dan sisanya dari dia, bisa memberangkatkan Adit ke turnamen tersebut,” tambah Eka.
Aditya mencatat prestasi yang membanggakan setelah menjuarai turnamen tingkat ASEAN yang berlangsung 10 hari di Dusit Thani Pattaya, Thailand. Gelar juara turnamen yang diikuti 320 peserta dari 13 negara untuk berbagai kategori itu sukses direngkuh bocah lelaki kelahiran 2006 tersebut usai mengalahkan 40 peserta di kelompok putra usia 10 tahun.