Dana Pembangunan Olympic Center Dialihkan untuk Asian Para Games
Berbeda dengan Asian Games, pendanaan Asian Para Games belum dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Indonesia tak hanya akan menjadi tuan rumah Asian Games pada 2018 mendatang. Satu ajang lainnya, yakni Asian Para Games yang digelar untuk para atlet penyandang disabilitas juga bakal dihelat di Tanah Air usai gelaran Asian Games.
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto, menyebut pihaknya telah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait rencana pengalihan alokasi dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan Olympic Center Cibubur, sehingga anggaran dapat digunakan untuk membiayai ajang Asian Para Games.
"Kemarin pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR, selain membahas soal APBNP sebesar Rp1,8 triliun untuk INASGOC, kami juga membahas soal rencana penggunaan dana Rp465 miliar yang sebelumnya untuk pembangunan Olympic Center," ujar Gatot di Kantor Kemenpora, Selasa (30/05/17).
"Kami mohon persetujuan dewan untuk digunakan ke yang lain, salah satunya untuk dana operasional awal INAPGOC (panitia penyelenggara Asian Para Games)," tambahnya.
Sebagai informasi, Pemerintah menganggarkan Rp456 miliar untuk pembangunan Olympic Center di Cibubur. Namun rencana pembangunan tersebut dipastikan tak akan dilaksanakan pada tahun ini.
Selain untuk Asian Para Games, anggaran pembangunan Olympic Center rencananya juga akan dialihkan untuk pengembangan teknologi sport science di berbagai di perguruan tinggi di Indonesia. Tiga perguruan tinggi tersebut ialah Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Pendidikan Indonesia.
"Jadi untuk tahun ini dipastikan tidak akan ada pembangunan Olympic Center. Bukan ditunda, belum dianggap prioritas untuk tahun ini," jelas Gatot.
Selain mendapat pengalihan dana Olympic Center, khusus untuk INAPGOC, pemerintah akan menganggarkan dana sekitar Rp250 miliar dalam APBNP nanti. Sisa dana pembangunan juga akan disalurkan untuk memfasilitasi universitas politeknik di Palembang sebesar Rp30 miliar dan Badan Layanan Umum INASGOC sebagai penyertaan modal awal sekitar Rp5 miliar.