"Ada Mafia di SEA Games 2017"
Kekecewaan pelatih Tim Nasional (Timnas) Sepak Takraw Indonesia, Asri Syam sudah tidak dapat dibendung. Saat memutuskan untuk walk out (WO) ketika melawan Malaysia pada nomor beregu putri, dia merasa dikerjai oleh wasit.
Wasit Muhammad Radi yang berasal dari Singapura dianggap puluhan kali tidak mengesahkan servis yang dilakukan pemain Indonesia. Keputusan itu membuat Asri geram.
Indikasinya, dia memperkirakan ada mafia pada hajatan SEA Games 2017 Malaysia. Berkali-kali dikerjai oleh wasit, Asri akhirnya menugaskan skuat asuhannya untuk mundur di tengah pertandingan.
“Secara kualitas Malaysia bawah di kita. Kita jauh di atas. Saat set kedua kita jauh unggul. Lima poin lagi kita selesai. Hanya saja memang kita kalah dan kalahnya itu dicurangi wasit. Indikasi kecurangan sudah terlihat saat gerakan servis oleh tekong kita dinyatakan batal terus,” cerita Asri ketika dihubungi oleh INDOSPORT, Selasa (22/08/17).
“Di SEA Games ini, pemain kita melakukan servis tidak pernah batal. Saya pelatih tahu di lapangan. Sudah banyak rekaman dari pihak kita, penonton, bahkan setelah kejadian itu negara-negara lain juga bahkan Malaysia sendiri menganggap wasit tidak fair. Hampir seluruh penonton begitu juga. Wasit sebenarnya mafia. Sudah berulang kali terjadi,” papar Asri.
Asri menuturkan, Malaysia bukan tandingan Indonesia pada cabang olahraga (cabor) sepak takraw putri. Hanya Thailand yang kualitasnya bisa disetarakan. Sakit hati menghinggapi Asri. Buatnya, ini suatu bentuk kedzaliman.
“Sebenarnya Indonesia dengan Thailand setara. Thailand pun mengakui kita. Malaysia jauh kualitasnya. Yang membuat saya sakit adalah misalnya kualitas seperti Thailand, di bawah sedikit dari kita dan merugikan 1-2 poin oke saya maklum. Berpuluh-puluh kali dari set awal servis pertama sudah dibatalkan. Sakit hati sekali, soalnya kita berbulan-bulan latihan. Pasti ini ada Mafia,” beber Asri.
“Mafia untuk menguntungkan tuan rumah jelas mafia dari Malaysia. Contohnya panitia menguntungkan Malaysia, berarti pengurus sepak takraw di sini. Karena Malaysia di nomor putra sangat berambisi meraih medali emas."
"Mereka hanya mengantisipasi Thailand, dipikir Indonesia gampang dilibas. Sehingga Malaysia ingin balas di nomor putri. Melakukan upaya-upaya tidak benar, sehingga ingin mengangkat putri untuk menggantikan putra. Fair play tidak tercermin,” pungkasnya dengan nada kecewa.