Indonesia Jeblok di SEA Games 2017, Satlak Prima Dituntut Dibubarkan
Hasil buruk kontingen Indonesia di SEA Games 2017 terus menuai kecaman. Kesalahan bukan ada di atlet atau pelatih, tapi lebih banyaknya kepentingan mendompleng olahraga nasional.
Setidaknya itulah penilaian yang disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI), Lukman Edy. Menurutnya, apa yang terjadi di Kuala Lumpur, tak lepas dari tak becusnya Satlak Prima bekerja.
"Bubarkan Satlak Prima, atau desak untuk membubarkan dirinya, atau semua yang ada di sana mundur dengan penuh kesadaran. Intinya mereka orang-orang yang tidak kompeten dan korup. Bukan memfasilitasi prestasi malah membuat kacau prestasi atlet-atlet kita," ucap Edy.
Prestasi Indonesia di SEA Games 2017 kali ini memang diluar ekspektasi. Awalnya, kontingen Merah Putih diharapkan bisa memperbaiki prestasi dua tahun lalu di Singapura yang ketika itu berada di posisi kelima dengan raihan 47 emas, 61 perak dan 74 perunggu.
Nyatanya, perjuangan atlet Indonesia di Kuala Lumpur tak jauh lebih baik. Dari posisi, tetap ada di peringkat kelima, namun parahnya dari sisi perolehan medali, Indonesia hanya bisa meraup 38 emas, 63 perak dan 90 perunggu.
Untuk itu, Edy meminta pemerintah melalui Menpora Imam Nahrawi agar bertindak cepat. Bukan hanya cepat, Edy juga meminta Menpora bertindak tegas dengan memecat pejabatnya yang berurusan dengan prestasi olahraga.
"Mereka juga bukan orang-orang yang kompeten, korup dan selalu menyusahkan atlet dan pengurus cabor," tegas dia.
Menpora harus mempunyai garis yang tegas dengan siapa sebaiknya berkoordinasi soal prestasi olahraga. Baginya hubungan Kemenpora dan KONI yang tak harmonis juga menjadi penyebab.
"Hubungan antara Kemenpora dan KONI yang tidak harmonis akibat dari masukan orang sekitar Menpora yang tidak kompeten, jadi salah satu sebab buruknya koordinasi," sebut Edy.
Yang patut untuk dipersalahkan dengan kondisi atlet kita sekarang adalah Satlak Prima dan pejabat di Kemenpora yang berurusan dengan prestasi. Pemerintan dan Menpora harus berani mengganti mereka semua.
Kalau ini tidak dilakukan maka dapat dipastikan Asian Games 2018 di mana Indonesia menjadi tuan rumah juga akan menemui kegagalan. Bahkan Wapres, Jusuf Kalla sudah ambil peran ambil alih pelaksanaan persiapan Asian Games, tetapi lebih pada persiapan fisik tuan rumah dan hasilnya banyak perubahan lebih baik.