Indonesia Jeblok di SEA Games 2017, Menpora Belum Putuskan Nasib Satlak Prima
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku hingga saat ini pihaknya belum memutuskan masa depan Satlak Prima meski belakangan organisasi itu didesak untuk dibubarkan usai hasil buruk Indonesia di SEA Games 2017. Menpora menyatakan pihaknya masih harus melakukan evaluasi lebih lanjut.
"Belum ada keputusan soal Prima. Yang jelas semuanya akan dievaluasi termasuk SDM dari internal Kemenpora sendiri," ujar Menpora Imam Nahrawi.
- Indahnya Nutmeg Pemain Timnas Permalukan Bek Myanmar
- Rapor Pemain Timnas Indonesia U-19 Usai Kalahkan Myanmar
- Sukses Robek Gawang Myanmar, Ini Fakta-fakta Mencengangkan Egy Maulana Vikri
- Egy Maulana Vikri, Perpaduan 'CR7-Messi' Timnas U-19
- Begini Wajah 'Cupu' Egy Maulana Saat Ditemukan Bakatnya Oleh Indra Sjafri
Pada SEA Games tahun ini, Indonesia hanya mampu meraih 38 emas, 63 perak dan 90 perunggu. Hasil tersebut dapat dikatakan terpuruk karena raihan emas kontingen Indonesia itu jauh dibawa target yang dicanangkan Satlak Prima maupun Kemenpora yaitu 55 medali emas.
Atas hasil itu pula, sebelumnya Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI), Lukman Edy, menyarankan agar Kemenpora lebih baik membubarkan Satlak Prima karena dinilai tidak membantu perkembangan atlet.
"Bubarkan Satlak Prima, atau desak untuk membubarkan dirinya, atau semua yang ada di sana mundur dengan penuh kesadaran. Intinya mereka orang-orang yang tidak kompeten dan korup. Bukan memfasilitasi prestasi malah membuat kacau prestasi atlet-atlet kita," ucap Edy.
Hasil di SEA Games memang menjadi tamparan keras bagi stakeholder olahraga Indonesia. Pasalnya sebelum berangkat ke Malaysia banyak faktor non teknis yang dihadapi para atlet mulai masalah akomodasi, peralatan tanding yang belum siap hingga terlambatnya honor.
Meski demikian, salah satu staf khusus Menpora bidang olahraga, Taufik Hidayat mengaku sangat mendukung evaluasi terhadap Satlak Prima. Namun, ia belum setuju jika Satlak Prima dibubarkan meski Indonesia meraih hasil kurang maksimal di SEA Games 2017.
Menurut pria yang juga merupakan legenda bulutangkis Tanah Air itu, butuh waktu lagi untuk pendataan dan perkembangan atlet jika Satlak Prima dibubarkan.
"Apakah akan lebih baik jika dibubarkan? Itu adalah pertanyaannya. Jika benar mau dibubarkan, lebih baik Satlak dibubarkan setelah Asian Games 2018 nanti," katanya dalam perbincangannya dengan media.
"Kasian data yang sudah ada. Tapi, kami sangat mendukung evaluasi total di tubuh Satlak Prima. Selain itu saya berharap ada penengah untuk mencari inti permasalahan kurang maksimalnya prestasi olahraga Indonesia," kata Taufik menegaskan.
Sementara itu, berkaca dari hasil minor di SEA Games 2017 itu, Menpora menyatakan harus ada perubahan mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
"Hasil evaluasi SEA Games akan kami jadikan pijakan untuk menghadapi Asian Games 2018. Proses evaluasi saat ini sedang berjalan," tutur Menpora.