Ini 4 Sosok ODHA yang Akan Lari di Jakarta Marathon 2018
INDOSPORT.COM - Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tak selayaknya mendapat tindak diskriminatif. Faktanya, mereka memiliki kekuatan yang sama dengan orang normal lainnya, baik dari sisi ketahanan fisik maupun kebutuhan nutrisi.
Hal itulah yang diusung Badan PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) dalam ajang Jakarta Marathon 2018 yang akan dihelat di 28 Oktober mendatang.
Guna menghilangkan stigma masyarakat tentang penderita HIV, maka UNAIDS menghadirkan empat sosok ODHA yang akan turut berlari di Jakarta Marathon 2018. Tak tanggung-tanggung, masing-masing dari mereka akan berlari hingga 10 kilometer, 21 kilometer, hingga 42 kilometer.
Mereka ialah Tri Eklas Tesa Sampurno atau Tesa, Sepi Maulana Ardiansyah atau Davi, Ade Fikran, serta ODHA perempuan yakni Eva Dewi.
Bertempat di KeKini, Cikini, Kamis (20/09/18), keempat sosok tersebut menceritakan latar belakang dan misi sosial yang mereka angkat dalam Jakarta Marathon 2018.
Berikut profil keempat ODHA yang berhasil dirangkum oleh INDOSPORT.
1. Tri Eklas Tesa Sampurno
Pria yang akrab disapa Tesa ini akan berlari full marathon 42 kilometer di Jakarta Marathon 2018 Oktober mendatang.
Ia merupakan relawan di Rumah Cemara, sebuah komunitas peduli HIV, pengguna napza dan kaum marjinal lainnya.
Tesa merupakan seorang penggemar olahraga, khususnya futsal dan sepak bola. Baginya, olahraga bukan hanya sebagai hobi, melainkan aktivitas yang turut membantunya tetap sehat sebagai seorang ODHA.
Pada tahun 2011, Tesa terpilih untuk mewakili kontingen Indonesia dalam Kejuaraan Homeless World Cup di Perancis dan berhasil meraih peringkat 6 dari 48 negara.
“Persepsi masyarakat tentang HIV itu penderitanya diam di kasur, tinggal kulit, tulang, tapi faktanya tidak selalu begitu. Inilah contoh orang dengan HIV bisa beraktivitas normal,” papar Tesa.
“Saya penderita tapi ikut marathon 42 kilometer, dari situ orang akan cari tahu apa itu HIV, jadi isu tentang stigma HIV akan terkikis sedikit demi sedikit,” tambahnya lagi.
Dalam keikutsertaannya sebagai pelari di Jakarta Marathon 2018, Tesa mengusung misi sosial untuk mengumpulkan donasi bagi kontingen tim sepak bola Indonesia yang akan berlaga di Kejuaraan Homeless World Cup 2018 di Meksiko.
Sepi Maulana Ardiansyah
Pria yang akrab disapa Davi ini juga seorang penggemar olahraga, guna menjaga tubuhnya tetap fit meski menyandang status sebagai ODHA.
Davi mengisi waktu luangnya dengan bermain badminton, umumnya tiga kali dalam seminggu. Olahraga ini turut menjadi modal baginya untuk mampu berlari sepanjang 21 kilometer di ajang Jakarta Marathon 2018 Oktober mendatang.
“Dulu saat ditawari saya memang agak ragu. Sanggup enggak ya 21 kilometer, untuk pertama kali. Tapi ada hal lain yang menggugah saya, ada misi yang kita bawa, jadi saya iyakan,” ucap mahasiswa Fakultas Sosiologi Universitas Terbuka Indonesia ini.
Sembari marathon, Davi juga akan mengumpulkan donasi yang akan diperuntukkan bagi kelangsungan organisasi Lentera Anak Pelangi, organisasi yang mendukung anak-anak penderita HIV agar tetap hidup sehat dan terampil.
2. Ade Fikran
Penggemar olahraga renang ini juga turut berlari di ajang Jakarta Marathon 2018, mewakili rekan-rekan ODHA untuk menunjukkan bahwa penderita HIV pun memiliki kekuatan dan kebutuhan yang sama dengan orang normal lainnya.
“Kalau kau terus berpikir dan tak melakukan apa-apa, kau akan tertinggal jauh,” ucapnya menanggapi keikutsertaannya dalam marathon 21 kilometer nanti.
Meski ini menjadi pengalaman pertamanya dalam marathon, namun Fikran dengan mantap mengikuti ajang tahunan tersebut, karena akan ada misi sosial yang ia emban.
Fikran akan mengumpulkan donasi untuk kelompok yang fokus mendampingi anak muda yang baru didiagnosis positif HIV, yakni KDS Merah Muda.
Eva Dewi
Ibu rumah tangga ini menjadi perwakilan ODHA perempuan yang akan berlari 10 kilometer di ajang Jakarta Marathon 2018.
Eva tidak ragu untuk mengikuti ajang yang cukup menguras energi ini, karena ia sudah terbiasa dengan olahraga. Eva berprofesi sebagai pelatih sepak bola anak petinju wanita.
“Saya sebenarnya kalau harus lari-lari itu malas, capek pisan,” ucap perempuan asal Bandung tersebut.
“Tapi setelah saya coba, kemarin lari 10 kilometer, memang pertama kali, tapi kondisi baik-baik saja, tak ada bedanya,” tambahnya.
Maka Eva pun mengambil kesempatan untuk mengikuti marathon dengan misi sosial yang tidak berbeda, yakni mengumpulkan donasi untuk membantu program Jagoan Bintang, program untuk anak penderita HIV di organisasi Rumah Cemara.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola dan Berita Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM