Ferrari dituding memberikan team order kepada Kimi Raikkonen untuk memberi jalan kepada Sebastian Vettel untuk memenangi GP Monaco, Minggu (28/05/17) lalu. Hal ini pula yang dicium Lewis Hamilton sebagi kecurangan Ferrari. Pembalap Mercedes itu menyatakan bahwa Raikkonen disuruh masuk pitstop sehingga Vettel bisa memimpin.
Namun Raikkonen sendiri menampik adanya perintah semacam itu. Meski tampak kecewa di podium, pembalap asal Finlandia tersebut mengaku paham apa yang sebenarnya terjadi dan tak merasa kesal.
"Banyak hal terjadi di saat yang tak tepat. Namun setelah balapan, Anda bisa menemukan hal yang seharusnya bisa dilakukan secara berbeda. Keputusan harus dibuat secara cepat dan kali ini mereka tak sepenuhnya ideal bagi saya. Selalu ada kesalahan, itu normal," tutur Raikkonen kepada Auto Motor und Sport.
Baca Juga |
---|
Raikkonen sempat merasa geram seusai balapan, tetapi ia mengatakan amarahnya bukan ditujukan untuk timnya. "Tujuan saya adalah untuk menang. Jadi jika saya di posisi kedua, saya tak senang."
Pembalap 37 tahun ini juga membantah kabar bahwa ia adalah pembalap yang dinomorduakan oleh Ferrari. Ia pun mengakui tak masalah jika ada perubahan aturan dari tim demi meraih gelar juara untuk Ferrari.
"Semuanya tetap sama. Kami punya aturan sendiri, yakni berjuang sekuat mungkin dan saat poin di klasemen menunjukkan hanya salah satu dari kami yang punya peluang juara, itu bisa berubah. Saya tak keberatan," akunya.
Tapi ketika ditanya apakah situasi Monaco membantu atau menghalangi perpanjangan untuk kontrak 2018, Raikkonen malu-malu. "Selalu ada rumor setiap tahun, saya tidak punya kontrak untuk tahun depan," katanya.
"Apa yang terjadi di Monaco tidak ada hubungannya dengan masa depan saya. Saya tahu apa yang saya inginkan untuk tahun depan, dan orang-orang juga tahu itu," tandasnya.