Pembalap junior Red Bull, Pierre Gasly akan melakukan debut pertamanya sebagai pembalap F1 di GP Malaysia, akhir pekan ini. Mantan pembalap GP2 itu akan menggantikan Daniil Kvyat untuk sementara waktu.
Langkah tersebut diambil setelah performa Kvyat yang dianggap mengecewakan di musim ini. Hingga seri terakhir di GP Singapura, 17 September lalu, pembalap Rusia itu baru mengoleksi 4 poin.
Perolehan tersebut jauh tertinggal dari rekan setim Kvyat, Carlos Sainz Jr, yang sudah mengoleksi 48 poin. Padahal, Kvyat sebenarnya lebih senior ketimbang Sainz, karena sempat berada di balik kemudi tim utama Red Bull, sebelum digantikan oleh pembalap muda Belanda, Max Verstappen.
"Keinginan Scuderia Toro Rosso untuk membawa pembalap dari program junior ke Formula 1 telah disetujui oleh Red Bull. Itulah mengapa kami memberikan Pierre kesempatan ini," ujar kepala tim Toro Rosso, Franz Tost.
Gasly sendiri dianggap pantas memperoleh kesempatan tersebut setelah pencapaiannya yang gemilang saat menjadi juara GP2 musim 2016.
Saat mentas di ajang yang kini bernama Formula 2 itu, Gasly pernah menjadi lawan dari pembalap Indonesia, Sean Gelael. Gasly juga cukup kompetitif pada seri Super Formula di Jepang musim ini.
Jika Gasly mampu menunjukkan performa apik di Sepang nanti, Toro Rosso mengaku akan mempertimbangkan dirinya untuk mengantikan Kvyat di balik kemudi Toro Rosso musim depan.
"Danill Kvyat belum benar-benar menunjukkan potensi sebenarnya sepanjang tahun ini. Ini juga akan memberikan kami kesempatan yang tepat untuk mengevaluasi performa Gasly di lintasan balap pada akhir pekan ini," jelasnya.
Pembalap berusia 21 tahun itu sebelumnya adalah pembalap cadangan milik Red Bull. Ia mengendarai RB13 dalam uji di coba di Bahrain dan Hungaria.
Sean sendiri saat ini berstatus sebagai Test Driver Toro Rosso. Anak dari Ricardo Gelael dan Rini S. Bono itu sempat turun di latihan bebas pertama GP Singapura, Jumat (15/09/17).