MotoGP

Calon Pengganti Rossi di MotoGP Ternyata Berdarah Indonesia

Senin, 9 Oktober 2017 21:29 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Crash
Michael van der Mark menggantikan Valentino Rossi. Copyright: © Crash
Michael van der Mark menggantikan Valentino Rossi.

Dalam akun Instagram miliknya, @michaelvdmark, pembalap berdarah Belanda itu mengakui jika ia memiliki darah Indonesia. Nenek van der Mark merupakan perempuan asli Ambon, Maluku, dan otomatis ibu dari rider yang sempat dipilih unutk menggantikan sementara Rossi di Yamaha itu merupakan blasteran Indonesia dan Belanda.

Van der Mark merupakan pembalap kelahiran 26 Oktober 1992 dan kini berusia 24 tahun. Van der Mark pernah disebut-sebut akan menggantikan posisi yang ditinggalkan sementara oleh Rossi karena cedera, ia akan mendampingi Maverick Vinales dan bakal menunggangi motor Yamaha YZR-M1.

Pembalap berdarah Indonesia-Belanda itu mengawali kariernya di lintasan di kelas 125cc pada 2008 hingga 2010 silam. Hingga kemudian berhasil naik ke kelas Moto2 pada 2011, namun saat ini van der Mark memilih untuk menjadi pembalap di ajang  Superbike World Championship memperkuat Pata Yamaha Official WorldSBK Team. 

"Saya antusias mendapat kesempatan mengendarai YZR-M1 di seri MotoGP Aragon. Saya belum pernah mengendarai motor MotoGP sebelumnya, jadi ini akan menjadi pengalaman yang benar-benar baru untuk saya," ucap van der Mark dikutip dari Crash.

Namun karena The Doctor sudah fit kembali jelang GP Aragon lalu, Van der Mark pun gagal menjajal arena MotoGP. Ini kali kedua ia batal mendapat kesempatan di kelas premier.

"Michael mendapat kesempatan yang langka, tentunya dia pasti kecewa. Namun, pada akhirnya dia harus bisa menerima," kata rival dari tim Honda, Marc Marquez yang mengomentari pupusnya kesempatan Van der Mark.

Dua tahun silam, Van der Mark juga rupanya pernah menjadi korban PHP alias pemberi harapan palsu. Kala itu, ia dijanjikan akan debut di MotoGP Assen sebagai pengganti Karel Abraham yang cedera di tim AB Motoracing. Namun pada akhirnya, harapannya pupus dan ia batal menjajal aspal MotoGP.

"Saya rasa ada kesalahpahaman besar. Itu adalah keputusan tim. Semuanya berkaitan dengan bujet. Honda Racing Corporation, Honda Europe, dan tim saya setuju saya akan membalap di akhir pekan. Namun tim memutuskan untuk tak mengambil risiko apapun terkait kecelakaan, jadi saya tak bisa berbuat apa-apa," tuturnya saat itu.

1